Kotamobagu, detiKawanua – Seorang Guru honor daerah diKota Kotamobagu, Sulawesi Utara, setiap harinya rela menenteng papan tulis untuk mendatangi rumah anak didiknya, guna memberikan pelajaran meski ditengah pandemi.
Mentari Mundok, seorang tenaga pengajar yang merupakan guru honor daerah disalah satu Taman Kanak – Kanak (TK) tepatnya di TK Adampe Dolot Molinow Kotamobagu.
Tamatan Sarjana Pendidikan ini, setiap harinya rela berjalan kaki sambil menenteng papan tulis dipundaknya, guna mengajar dengan mendatangi satu persatu rumah anak didiknya.
Mentari mengaku selepas apel guru disekolah, dirinya berangkat untuk sampai kerumah anak didiknya menumpang becak motor, kemudian melanjutkannya dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak bahkan kolam rawa sambil membawa papan tulis dan peralatan mengajar lainnya.
Dirinya memilih mengajar kerumah siswa, agar suasana lebih hidup dan tidak membosankan, selain itu anak didiknya tidak ketinggalan pembelajaran.
Siswa ikut didampingi Orang tua, agar merasa nyaman mendapat pelajaran dengan tetap mengikuti protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan memakai masker.
Pola tersebut Mentari lakukan terhadap ke- 12 anak didiknya secara bergantian, dua atau tiga rumah secara bergantian dengan mendatangi rumah mereka.
Dimana penerapan belajar ini menyesuaikan penerapan sistem dari pemerintah, yang mengharuskan siswa belajar dirumah meski ditengah pandemi covid 19.
Novianty, salah seorang orang tua siswa TK mengapresiasi pola belajar yang diterapkan ibu guru Mentari, “saya bersyukur anak kami bisa terbantu mendapat pelajaran dari gurunya meski lagi wabah corona”, ujarnya.
Dibalik cerita, meski terasa berat menjalani pola belajar kerumah siswa setiap harinya, namun guru honor yang sudah lima tahun ini, mengaku pembelajaran seperti ini cukup menguras tenaga dan suara, karena harus naik turun dua atau tiga rumah siswa.
“Agak berbeda mengajar ke rumah siswa ketimbang siswa datang kesekolah. Suka dukanya karena harus membawa papan tulis sambil jalan kaki menyusuri jalan berbecek dan melewati kolam telaga ikan, untungnya tidak ketemu anjing dijalan. belum lagi awalnya bingung tidak tahu alamat rumah siswa” ujarnya sambil tersenyum.
Ceritanya berawal dari orang tua siswa yang mengirim pesan melalu whatsapp, mengaku anaknya tidak mau lagi sekolah, karena anaknya tidak ingin belajar dirumah tetapi disekolah.
Mentari pun langsung berinisiatif membawa papan tulis mulai saat itu, dengan harapan siswa tidak bosan menerima pelajaran melalui tugas online.
Dirinya berharap, kondisi pandemi bisa segera berakhir, agar kembali dalam kegiatan belajar mengajar disekolah sedia kalanya.
Namun semua dilakukannya sepenuh hati dan semata – mata demi mencerdaskan serta masa depan anak didiknya lebih baik, tutupnya.irz