Manado, detiKawanua.com – Ketua Komisi I DPRD Bolmong, Marthen Tangkere menyayangkan pihak Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) terkait persoalan lambatnya penyelesaian masalah Pemilihan Sangadi (Pilsang) Desa Muntoi dan Insil Baru.
“Sangat disayangkan sudah terlalu lama waktu kajian. Saya selaku ketua komisi I tak menyalahkan bupati, tetapi tahapan pengkajian dari panitia Sangadi tingkat kabupaten yang terlalu lambat,” ujar Tangkere saat dihubungi sejumlah wartawan via Handphone Selasa (17/12/2019).
Menurutnya dari keterangan yang diterimanya melalui pengakuan Ketua Panitia Pilsang di Desa Muntoi, terdapat pemilih yang bukan penduduk di desa tersebut namun diberikan hak suara untuk memilih. Hal itu juga berlaku sama di Desa Insil Baru yang terdapat 3 pemilih dari luar.
“Ada juga 35 pemilih dari Insil Induk yang memilih di Insil Baru,” ujarnya yang mengungkapkan bahwa rekomendasi yang ditandatangani pimpinan DPRD itu, meminta agar kedua desa tersebut untuk tidak dilakukan pelantikan dan ditunda.
“Harus dibatalkan dan tak dilantik karena ada temuan. Dan saya tegaskan bahwa rekomendasi yang ditandatangani oleh pimpinan lembaga DPRD itu masih dikaji. Namun, biarpun sementara dikaji, tapi rekomendasi kami untuk tidak dilantik (sangadi) di dua desa itu harus dijalankan, supaya sesama lembaga kami saling menghargai,” tuturnya.
Disisi lain, Tangkere juga mempertanyakan soal pengkajian masalah tersebut sampai memakan 3 minggu.
“Kan dalam 2 minggu diundang saja Discapil dan panitia, lalu ambil daftar pemilih. Itu kan tak susah. Harusnya Tim panitia kabupaten membantu bupati mempercepat masalah ini,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Bolmong Ahmad Yani Damopolii menjelaskan, bahwa kajian sudah diberikan langsung ke Bupati.
“Rekomendasi itu dari dinas dan langsung diserahkan ke ibu bupati,” katanya.
Ditambahkan, pihaknya bukan pengambil keputusan, namun hanya untuk mengambil keterangan.
“Kalau yang merasa keberatan, lebih lanjut ke PTUN. Rekomendasi itu kan bukan harga mati yang harus kita ikuti. Karena kami harus buat telaah dahulu,” tutupnya. (sr/Mild70/*)