Talaud, detiKawanua.com – Kementrian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, melalui Deputi Perlindungan Hak Perempuan, menggelar acara sosialisasi Gerekan Bersama (GEBER) Stop Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Aula BKPSDM. Rabu (22/5/2019)
Pelaksana Tugas Bupati Kabupaten Kepulauan Talaud, Petrus Simon Tuange (PST) dalam sambutannya menyampaikan, pentingnya sosialisasi terkait dampak buruk kekerasan dalam rumah tangga.
“Melihat situasi saat ini, angka kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di kabupaten kepulauan talaud, sangat tinggi. Untuk itu sangat penting bagi kita semua, mengetahui dampak buruk yang terjadi akibat KDRT” Ucap Tuange.
“Sebagian besar penyebab terjadinya KDRT, dipicu oleh minuman keras. Sehingga saya berharap, lewat kegiatan ini, kita semua dapat menjadi motivator untuk mengurangi terjadinya KDRT. Sehingga kedepan presentase KDRT di talaud akan semakin berkurang.” Tukasnya
Deputi Perlindungan Hak Perempuan, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof. dr. Vennetia. R. Dannes, Msc., Phd, Menjelaskan bahwa kasus KDRT yang terjadi di Indonesia pada tahun 2018 sangat tinggi.
“Berdasarkan data yang dirilis komnas perempuan, pada bulan maret lalu 406.178. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 348.466. Berdasarkan data tersebut, jenis kekerasan terhadap perempuan yang paling menonjol adalah KDRT/RP (ranah personal) yangmencapai angka 71% (9.637).” Ucap Dannes.
“Kekerasan terhadap perempuan (Violence Against Women) merupakan isu global yang kompleks karena behubungan dengan budaya patriarki yang sudah dipraktekkan selama bertahun-tahun. Situasinya rumit sedemikian rupa sehingga kaum perempuan seolah dapat menerima situasi itu sebagai suatu kodrat yang tidak dapat dihindari.” Tambahnya.
“Untuk itu sangat diharapkan kerjasama yang baik dengan dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk bersama-sama mengurangi angka KDRT di kabupaten kepulauan talaud.” Jelasnya. (Simon/RhojakFM)