Tahuna, detiKawanua.com – Bupati Kepulauan Sangihe Jabes Ezar Gaghana SE ME, melakukan teleconference dengan Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey SE, bersama pimpinan daerah se Provinsi Sulut, dalam rangka penanganan Virus Vorona (Covid-19).
Gubernur Olly Dondokambey menyatakan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) telah memberikan tugas dan tanggung jawab dalam rangka penanganan Covid-19. Menjadi tumpuan bersama, bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) sudah mengirim surat ke Pemerintah Pusat, bahwa daerah Sulut sudah termasuk daerah tanggap darurat.
“Sehingga kita bisa menggunakan dana APBD untuk pergeseran guna penanganan Covid-19,” kata Dondokambey.
Dijelaskan Olly, untuk masyarakat miskin mulai 1 April dapat diberikan beras cadangan, yang telah tedampak dengan Covid-19. Sehingga dampak sosial yang dikhawatirkan bisa diatasi bersama. Diminta bagi tiap daerah yang akan melaksanakan Pilkda sesuai keputusan, bahwa Pilkada tahun 2020 ditunda sampai tahun 2021.
“Sehingga dana Pilkada tahun 2020 ini, bisa digeser dan digunakan untuk penanganan Covid-19,” imbuh Dondokambey.
Sementara itu Bupati Jabes Ezar Gaghana ketika melakukan vidio teleconference dengan Gubernur melaporkan situasi terkini terkait penanganan Covid-19 di Kabupaten Sangihe manyebutkan, Pemkab Sangihe tetap memantau dan melaksanakan pengawasan orang masuk di Pelabuhan Tahuna dan di Bandara naha.
“Pada hari ini Satgas Covid-19, telah melaksanakan kegiatan di ruangan umum dan tempat-tempat ibadah dilakukan penyemprotan disenfektan,” kata Gaghana.
Sedangkan terkait dengan pergeseran dana Gaghana menjelaskan, di Kabupaten Kepulauan Sangihe ada 35 miliar telah digeser untuk pembiayaan penanganan Covid-19.
“Yaitu 15 miliar Kami mempersiapkan sarana dan prasarana di rumah sakit, 9 miliar di persiapkan di Rumah Sakit Umum Liun Kendage sebagai Rumah Sakit pemeriksaan awal dan transit Apabila terjadi sesuatu yang tidak kita kehendaki. Sedangkan untuk RSU Liung Paduli itu dijadikan rumah sakit untuk penanganan terhadap pasien yang apabila ada pasien yang positif,” ungkap Gaghana.
“Untuk dana cadangan lanjut Gaghana, ada 20 miliar, itu sumbernya dari perjalanan dinas, kemudian dari pos untuk dana bantuan hibah, kemudia dana-dana yang bisa dipakai yang tidak terlalu mendesak untuk penanganan kegiatan ini Covid 19,” sambungnya.
Hanya saja yang mejadi permasalahan yang dihadapi RSUD Liun Kendage, yaitu kekurangan tenaga medis, dokter spesialis yang terbatas, juga ADP sangat terbatas menangani masalah Covid-19 ini.
“Kami berterima kasih kepada Gubernur sudah mendapat bantuan ADP untuk dijadikan kesiapan para medis kami. Namun menjadi catatan yang kami terima ada 105 ADP yang digunakan, 5 yang lengkap 100 tidak lengkap hanya dalaman saja,” kuncinya. (Js)