Foto 12 Korban Kebakaran Inul Vizta. /Ist
Manado, detiKawanua.com – Duka berkabung dilangit Kota Manado akibat tragedi kebakaran yang melanda tempat karaoke milik pedangdut kondang Inul Daratista yang berlokasi di Jl AJ Sondakh Kawasan Megamas Manado, pada Minggu (25/10) dini hari, sekitar pukul 00.30 Wita.
Kapolresta Manado Kombes Pol Rio Permana Mandagi, saat ditemui pagi tadi, menjelaskan, dugaan sementara penyebab kebakaran akibat arus pendek listrik. “Sementara kami menduga, kebakaran terjadi akibat arus pendek listrik,” ujarnya. (Baca juga: Kebakaran Inul Vista, 12 Meninggal dan 70 Alami Luka Bakar)
Menurut Mandagi, hal ini diperparah dengan tidak tersedianya alat pemadaman api serta alarm tanda darurat kebakaran, sehingga pihak pengelola tempat karaoke Inul Vista saat ini tengah diperiksa.
“Pengelola sedang kami periksa, karena tempat tersebut tidak sesuai standard keamanan gedung. Memang tidak ada alat pemadam api. Selanjutnya akan kami olah TKP, sehingga jika kami temukan unsur kelalaian maupun kesengajaan hingga menyebabkan korban jiwa, akan kami jerat dengan pasal pidana,” tegas Mandagi.
Sampai saat ini korban jiwa telah mencapai 12 orang. Sedangkan korban luka-luka menurut data kepolisian berjumlah 70 orang, dan sedang mendapat perawatan intensif pada 5 rumah sakit di Manado, antara lain RSUD Dr Kandouw Malalayang, RS Siloam Wenang, RS Pancaran Kasih Wenang, RS Ratumbuysan Sario, dan RS Bhayangkara Winangun.
Kisah paling miris adalah dua korban di antaranya ternyata merupakan pasangan suami istri (Pasutri), yakni Claudya Wowor dan Ferdy Kalalo. Sang Istri Claudya Wowor dalam kondisi hamil muda. Menurut penuturan keluarga, kedua pasutri tersebut baru setahun menjalani bahtera rumah tangga. Claudya juga merupakan anak tunggal di keluarga.
Korban lainnya bernama Shinta V. Sajow, merupakan anak dari Yoke Sajow, kakak kandung Bupati Minahasa, Jantje Wowiling Sajow. Shinta merupakan anak kedua, ini dikenal aktif dalam pelayanan dan menjabat Sekretaris Komisi Pelayanan Pemuda GMIM Jemaat Bethlehem Koka Wilayah Kembes, bahkan aktif juga sebagai Pembina Remaja GMIM. Perempuan putih berparas cantik tersebut diduga meninggal karena kehabisan oksigen.
Pantauan pagi tadi di Instalasai Pemulasaran RSUD Dr Kandouw tempat dimana ke-12 korban disemayamkan sebelum dibawa ke rumah duka masing-masing, bahwa penyebab tewasnya 12 korban, rata-rata diduga akibat sesak napas setelah menghirup terlalu banyak asap tebal. Tak ada tanda-tanda luka serius maupun luka bakar di tubuh para korban.
Tragedi Kebakaran Inul Vista juga mendapat perhatian Pemerintah Kota Manado. Walikota Manado Dr GS Vicky Lumentut menyempatkan diri melayat para korban di RSUD Dr Kandouw, Minggu (25/10) pagi.
Lumentut datang memberikan dukungan kepada para keluarga yang berduka. “Kami atas nama Pemerintah Kota Manado, turut berduka sedalam-dalamnya, atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita, mudah-mudahan diberikan kekuatan dan ketabahan dari Tuhan yang Maha Kuasa,” ucapnya.
Tak lupa Walikota Lumentut berjanji akan memberikan bantuan kepada para korban kebakaran. “Pemkot Manado akan segerakan bantuan untuk para korban,” jelas Lumentut. (Rafsan Damopolii)
Berikut data lengkap dari ke-12 korban tewas dalam Tragedi Inul Vista:
Sinta V. Sajouw, SPd (22) warga Desa Koka Jaga I Kecamatan Tombulu Minahasa.
Cicilia Wonok (27) warga Desa Tumani Jaga IV Kecamatan Tompaso Baru Minsel.
Riani Walalangi (22) warga Desa Tumani Jaga IV Kecamatan Tompaso Baru Minsel.
Randi Abdulah (19) warga Jawa Tondano Minahasa, PKL di Kimia Farma Mapanget.
Sukardi (42) warga Wonasa Lingkungan VI.
Claudya Wowor (25) warga Desa Tamblang Kecamatan Tompaso Baru Minsel.
Freddy Kalalo (28) warga Desa Tamblang Kecamatan Tompaso Baru Minsel.
Rendi Korompis (26) warga Paal II kompleks Pasar Segar.
Yani Langi (26) warga Karombasan.
Silvia Kaawoan (25) warga Remboken Minahasa, staf di IPDN Tampusu.
Brayen Kaawoan (20) warga Remboken Minahasa, anggota pangdal IPDN Tampusu.
Bilman Simatupang (23) warga Desa Andijaya, Jambi.