Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

Hebohhh… Ular Piton Raksasa ditemukan warga Ongkaw di Sungai Makakilu

×

Hebohhh… Ular Piton Raksasa ditemukan warga Ongkaw di Sungai Makakilu

Sebarkan artikel ini

Ular Piton Raksasa di temukan warga di sungai Makakilu Ongkaw.

Amurang.23.08.2019
MINSEL, detiKawanua.com – Warga masyarakat desa ongkaw tiga kecamatan sinonsayang kabupaten minahasa selatan di kagetkan dengan di temukannya seekor ular piton atau masyarakat lokal menyebut dengannya ular Patola berukaran raksasa atau cukup besar di sebuah sungai kecil yang bernama makakilu dekat dengan pemukiman warga.

Berawal dari 3 orang warga desa ongkaw tiga sedang mencari ikan di  sungai itu sekitar pukul 08.00 wita malam, ketika sedang  berjalan maka cahaya dari kulit ular terlihat seketika dari dalam air dan serentak kami merasa kaget bercampur takut  ketika melihat ular itu dan kamipun langsung berusaha membunuh ular tersebut, kami takut jangan kami yang jadi korban dan alhasil hanya dengan 4 kali tebasan dengan parang di bagian kepala maka ular itu berhasil kami lumpuhkan ujar hasan.

Deky mewengkang warga masyarakat desa ongkaw satu mengatakan jika hewan peliharaannya berupa kambing beberapa waktu lalu hilang di seputaran ular itu di temukan, dan dugaan saya ke 6 ekor kambing saya itu di makan oleh ular itu, belum lagi ada beberapa warga yang mengaku pernah kehilangan kambing ungkap Decky.

Tokoh masyarakat desa ongkaw satu  Bernard alias Nyong Pangkey mengatakan bahwa ukuran ular seperti itu sudah bisa membunuh manusia dewasa, jangankan manusia ukuran kerbaupun dia bisa bunuh, dan biasanya ular seperti itu keluar bulan kuartir tapi kemungkinan  ular itu keluar karena mencari makan dan saya heran masih ada ular sebesar itu di daerah ini kata Bu’ Nyong sapaan akrab.

Dari informasi yang di dapat ularnya berukuran kurang lebih 8 cm dengan berat kotor 125. Kg. dan diameter badan paling tengah seukuran ember sedang atau lingkaran 45.cm.  di ketahui jenis ular seperti ini atau piton alias patola di daerah ini sudah sangat jarang dan langkah akibat ekosistim lingkungan yang tidak bersahabat karena  perburuan manusia.
( Vandytrisno/NP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *