Example floating
Example floating
Example 728x250Example 728x250
SULAWESI UTARA

Rawat Kerukunan Beragama, OD-SK Tanpa Basa-Basi “Ciptakan” Sulut Jadi Role Model Toleransi

×

Rawat Kerukunan Beragama, OD-SK Tanpa Basa-Basi “Ciptakan” Sulut Jadi Role Model Toleransi

Sebarkan artikel ini

Manado, detiKawanua.com – Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw dalam sambutannya di rapat koordinasi (Rakor) Peningkatan Toleransi Antar Umat Beragama yang digelar Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) yang berlangsung di Novotel, Kairagi Manado, Kamis (03/10) siang tadi, mengatakan bahwa potensi radikalisme dan fundamentalisme itu berpotensi disemua agama,bukan hanya terjadi pada suatu agama tertentu. 
“Potensi radikalisme dan fundamentalisme harus diantisipasi oleh segenap pihak. Jadi sangat bagus di Sulut ini memiliki Badan Kerjasama Antara Umat Beragama (BKSAUA),” terang Wagub yang didampingi Kepala Biro Kesra, Kartika Devi Kandouw Tanos dihadapan para pemuka agama di kegiatan bertema ‘Merawat Budaya Damai di Sulut Karena Torang Samua Ciptaan Tuhan’.
Lanjutnya, hal tersebut merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat Sulut yang merupakan role model daerah dengan toleransi terbaik di Indonesia. 
“Ini wajib kita jaga terus,setiap manusia dikaruniai Tuhan untuk menunjukkan kasih sayang terhadap sesama manusia. Nah, di Sulut ini dengan pendekatan dari Pak Gubernur Olly Dondokambey dan saya mendampingi, tidak ada pengkotak-kotakan, tidak ada eksklusifisme, tidak negatif thinking, tidak saling mencurigai sehingga tercipta suasana yang sangat harmonis di daerah ini,” tambah Wagub yang dikenal sebagai sosok yang loyal dalam mengawal kebijakan serta program Gubernur Olly Dondokambey itu.
Tidak hanya itu, Kandouw membeberkan beberapa contoh nyata wujud kerukunan di Sulut itu seperti halnya Ketua DPRD Sulut (Andre Angouw) yang merupakan satu-satunya legislator beragama Kong Hu Cu terpilih sebagai Ketua Dewan di Sulut. Di Kabupaten Bolmut, ketua DPRD (Chandra) dengan agama yang dianutnya Kristen bisa berada ditengah mayoritas muslim. 
“Hal-hal seperti ini mungkin bisa diadopsi pendekatannya di daerah-daerah lain. Terimakasih atas perhatian dan kehadirannya di Sulawesi Utara,” tandas Kandouw yang merupakan Alumnus Universitas Indonesia itu.

Sementara itu Karo Kesra Sulut Kartika Devi Kandouw Tanos MARS menyampaikan, kegiatan tersebut telah menghadirkan tokoh agama, organisasi  dan perwakilan kabupaten/kota dan diharapkan Budaya Damai yang selama ini terjadi di Sulut bisa terus terjaga dan terawat sesuai pedoman Torang Samua Ciptaan Tuhan.

Turut hadir dalam kegiatan ini perwakilan pusat, Deputy Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK, Agus Sartono (Narsum), Asdep Pendidikan Tinggi dan Pemanfaatan Iptek, Asril (Narsum), Plt Asdep Pemberdayaan dan Kerukunan Umat Beragama, Dr Cecep K Anwar. Narasumber lainnya, Pastor Damianus Pongoh (Ketua Presidium BKSUA) dan Kaban Kesbangpol, MM Onibala.

(Mild70/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.