Menurutnya, Pada tahun 2015 lalu Kota Manado di kenal sebagai Kota Sahabat Anak,hal itu seakan hilang karena dalam program BP3A tahun 2016 tidak dicantumkan rencana melahirkan kembali prestasi yang dinilai Bentelu sangat memberikan dampak positif bagi perkembangan karir para wanita di Manado khususnya dan Sulut pada umumnya.
“BP3A perlu mendapat klarifikasi, saya teringat pada tahun 2015 lalu dimana, Kota Manado dikenal sebagai Kota Sahabat anak dan itu suatu prestasi yang perlu di jaga. Akan tetapi, saat ini BP3A tidak lagi mencanangkan program tersebut untuk tahun 2016 ini,”kata Bentelu.
“Kemudian, peran dan partisispasi wanita dalam rangka meningkatkan kapasitas, maka perlu adanya perhatian dengan mengacu pada apa yang dicanangkan oleh BP3A. Bagi saya, hal itu tidak ada sama sekali dan ini perlu di advokasi,”tambahnya.
Dari penjelasannya, Bentelu juga mengungkapkan, sebagai salah satu dari sekian perempuan di Sulut yang berkarir di dunia politik, dirinya juga turut merasakan secara langsung mengenai tidak adanya pengembangan mutuh dan kapasitas perempuan di Sulut.
“Saya daan sekian banyak perempuan di Sulut yang berkarir di dunia politik pun tidak merasakan hal itu, seharusnya ada pengembangan mutuh kapasitas kami,”ungkap Bentelu sembari mengulagi kata, ini perlu di advokasi.(Rifaldi Rahalus).