Manado, detikawanua.com – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badko Sulut-Go dan Pemuda Sinode GMIM menginisiasi Focus Group Discussion (FGD) kepemudaan lintas agama.
Kegiatan ini menggandeng perwakilan Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Cipayung Plus Sulawesi Utara dengan tema “Eksistensi Pemuda Daerah dalam Penguatan Proses Demokrasi yang Damai dan Bermartabat.”
Pemuda sebagai garda depan perubahan bangsa dan daerah menjadi sentral dalam pembangunan masyarakat, khususnya dalam proses demokrasi yang sedang berlangsung menuju Pilkada pada 27 November mendatang.
Harapannya, proses demokrasi ke depan dapat berjalan damai dan bermartabat sehingga menghasilkan pemimpin yang konstitusional.
Radinal Muhdar, Sekretaris Umum HMI Badko Sulut-Go, menjelaskan bahwa agenda ini merupakan partisipasi dan kontribusi pemuda dalam pendidikan demokrasi yang LUBER-JURDIL (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil).
“Kegiatan ini adalah bentuk kerja sama HMI Badko Sulut-Go dengan Pemuda Sinode GMIM Sulut untuk membangun demokrasi yang menjunjung prinsip LUBER-JURDIL,” ungkap Radinal yang tampil dengan kemeja cokelat dan peci hijau hitam dalam keterangannya, Jumat (1/11/2024).
Wakil Ketua Pemuda Sinode GMIM Sulut, Pnt. Vici Tenda, juga menekankan pentingnya forum-forum diskusi bagi pemuda.
“Kegiatan ini penting untuk menjaga eksistensi pemuda di tengah dinamika demokrasi dan politik daerah. Ini adalah aksi nyata pemuda untuk daerah, bukan hanya memasang pamflet ucapan Sumpah Pemuda,” ujar Vici yang mengenakan bletsjer ungu khas pemuda GMIM.
Kegiatan dimulai dengan doa pembuka oleh perwakilan dari Persadah Sulut, diikuti dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan Sumpah Pemuda.
Dalam pelaksanaan FGD, peserta dibagi menjadi dua kelompok untuk mendiskusikan keterlibatan pemuda dalam demokrasi, profesionalitas dan netralitas stakeholder penyelenggara pemilu, serta peran institusi kampus dalam menciptakan intelektual yang kritis.
Hasil diskusi menemukan berbagai masalah substantif dan solusi konkret yang akan direkomendasikan kepada pihak terkait seperti pemerintah daerah, KPU, Bawaslu, aparat keamanan, dan institusi kampus.
Perwakilan yang hadir termasuk HMI Badko Sulut-Go, Pemuda Sinode GMIM, GMKI Sulut, GMKI Cabang Manado, HMI Cabang Manado, PMKRI Cabang Manado, Persadah Cabang Manado, PMII Metro, serta Pemuda Kong Hu Cu Indonesia.
Setelah FGD, para peserta membacakan Deklarasi Pemuda Sulawesi Utara Peduli Proses Demokrasi yang Damai dan Bermartabat yang berisi tujuh poin deklarasi, diikuti dengan penandatanganan petisi deklarasi, doa penutup, dan foto bersama. b.A