Manado, detiKawanua.com – Sumbangsih dan kontribusi nyata bagi daerah, kembali dilakukan oleh DPD BKPRMI Kota Manado.
Kali ini dengan memberikan edukasi terkait dampak globalisasi terhadap semangat ‘Nasionalisme dan Wawasan Kebangsaan’ dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini, khususnya di Kota Manado.
Edukasi dalam bentuk seminar ini, rencananya akan digelar di Hotel Travello Manado pada Rabu (18/12/2019) pukul 14.00 Wita.
Menurut Ketua DPD BKPRMI Kota Manado Suryanto Muarif, pesatnya perkembangan teknologi dan arus globalisasi, menjadikan masyarakat Indonesia semakin mudah dalam memperoleh berbagai macam informasi.
“Tentunya segala informasi akan memberikan dampak yang negatif maupun positif, terlebih lagi terhadap generasi muda. Karena itu, perlu menanamkan karakter sebagai sarana penyaring dampak dari globalisasi yang tidak bisa dicegah,” ujar Suryanto, Selasa (17/12/2019).
Lebih lanjut dikatakan, sekolah baik di tingkat dasar, menengah, maupun di perguruan tinggi, menyediakan dan memfasilitasi proses pembentukan karakter dan potensi dari peserta didik.
“Pembelajaran yang berkarakter dan berwawasan luas akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang unggul dan berkualitas. Era pendidikan secara global menjadi trend kemajuan di masa yang akan datang,” jelasnya.
Dari latar belakang tersebut, maka Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kota Manado bermaksud menyelenggarakan seminar dengan tema “Nasionalisme dan Wawasan Kebangsaan” dengan narasumber Anggota DPD RI Djafar Alkatiri dan Rektor IAIN Manado Delmus Puneri Salim.
“Seminar ini bermaksud untuk menghasilkan berbagai pemikiran yang solutif dan inovatif terkait dengan permasalahaan yang menjadi tema. Dibutuhkan peran aktif dari berbagai pihak dalam rangka memberikan sumbangsih kepada negara demi menjaga integritas serta persatuan dan kesatuan bangsa,” lanjutnya.
“Seminar ini bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai karakter pada pemuda, khususnya bagi kalangan akademisi, serta sebagai media sharing antara akademisi perguruan tinggi dengan berbagai pihak yang terlibat isu-isu nasionalisme,” pungkasnya.
Untuk diketahui, peserta yang diundang untuk mengikuti kegiatan ini terdiri dari dosen, mahasiswa, praktisi pendidikan, birokrat, tokoh masyarakat dan pemerhati, pengamat dan peneliti masalah nasionalisme dan isu terkait, serta pengamat dan peneliti masalah yang relevan dengan pembelajaran saat ini.
(Indra)