Manado, detiKawanua.com – Kota Manado tinggal menghitung hari akan menggelar iven internasional, Manado Fiesta 2017, tepatnya mulai tanggal 1-10 September 2017. Segala persiapan telah dan sementara dimatangkan Pemkot Manado untuk mensukseskan ajang terbesar di kota Manado pada tahun 2017 ini. Salah satunya dengan menata ‘kembali’ beberapa sudut kota yang akan dilalui dan/atau dijadikan spot kegiatan ajang yang rencananya akan dihadiri ribuan wisatawan mancanegara dan domestik, misalnya penanaman tanaman hias dan penataan taman median jalan bandara di Kecamatan Mapanget.
Namun dari pantauan wartawan hingga Jumat (11/08) sore, tak tampak perkembangan pekerjaan yang signifikan dari proyek tersebut. Bahkan proyek berbandrol Rp.1,2 miliar ini, sempat dikeluhkan warga karena tak kunjung dikerjakan, dan diduga sarat dengan penyimpangan dan penggelembungan anggaran.
Pantauan di lapangan, proyek yang dikerjakan CV Nirmala, dengan Direkturnya, Abdul Malik
Mokodompit, tak tampak pekerjaan pembongkaran dan pergantian tanah media
tanam. Padahal, merujuk pada daftar kuantitas dan harga, di kolom uraian pekerjaan pada pekerjaan persiapan dan tanah, ada pekerjaan galian bekas media tanam dengan volume 37,09 m3 dan ada urugan tanah subur dan pupuk juga dengan volume 37,09 m3.
Tak hanya itu, dugaan penggelembungan anggaran terjadi pada harga pohon Palem Sadeng. Tercantum nilai fantastis di daftar kuantitas dan harga yang disampaikan CV. Nirmala, yakni seharga Rp.4.652.690 per pohon Palem Sadeng dengan ukuran 150 cm dan diadakan 40 pohon Palem Sadeng untuk pekerjaan ini.
Kenyataannya, dari hasil penelusuran awak media, harga palem Sadeng (Livistonia sinensis) di pasaran dengan ukuran 150 cm hanya berkisar Rp.750.000 per pohon. Dugaan terjadi penggelembungan dana sebesar Rp.156.107.600.
Dari SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) juga dikatakan, kontraktor harus mulai kerja tanggal 15 Juni 2017, namun CV. Nirmala baru memulai pekerjaan pertengahan Juli kemarin.
“Saya sudah lihat sendiri ke lapangan bersama PPK, sudah sesuai pekerjaannya. Nanti diakhir kita evaluasi, kalau pekerjaannya tidak sesuai, tidak akan kita bayar,” tegas Waworuntu. (tim/vkg)