Suasana diskusi LAMu RAL yang membahas Pemilihan Rektor UNSRAT.
Manado, detiKawanua.com – Proses pemilihan Rektor Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado, harus ‘melibatkan’ mahasiswa. Karena rektor yang terpilih bukan hanya pimpinan para dosen, tapi juga memimpin mahasiswa UNSRAT.
Demikian penegasan Ketua MPM UNSRAT Muhammad Fadli Ibrahim saat berdiskusi di program LAMu RAL, Minggu (8/4/2018).
Karena itu, lanjutnya, seharusnya semua proses pemilihan rektor (Pilrek) UNSRAT dapat dilakukan secara transparan, sehingga mahasiswa bisa mengetahui ‘orang tua’ yang akan membimbing mereka nanti.
“Jika kita buka situs pilrek2018.unsrat.ac.id, saat ini seharusnya sudah sampai pada pengusulan tiga nama calon ke Kemenrsitekdikti, yang nantinya akan diputuskan oleh menteri siapa yang jadi Rektor UNSRAT. Kenyataannya, kami dengar pilrek “ditunda”. Itu pun kami bukan mendengar dari internal UNSRAT, tetapi dari berita-berita di media,” jelas mahasiswa Fakultas Teknik UNSRAT ini.
Senada dengan itu, Ketua BEM UNSRAT Combyan Lombongbitung mengatakan, jangan sampai proses pilrek yang tidak transparan, ikut berdampak negatif terhadap mahasiswa. Misalnya, Dekan dan dosen hanya terfokus pada Pilrek UNSRAT, lalu mengabaikan proses perkuliahan di fakultas masing-masing,” terang mahasiswa FISPOL UNSRAT ini.
“Karena siapa pun yang terpilih jadi rektor, akan menjadi orang tua bagi seluruh mahasiswa UNSRAT, dan bukan hanya pemimpin dosen,” pungkasnya.
Untuk diketahui, LAMu RAL (Lesehan Anak Muda di Radio RAL Manado 102.8 FM) adalah forum diskusi organisasi kepemudaan se Sulut yang digelar setiap Minggu sore.
Didukung detiKawanua.com dan kliknews.net, LAMu RAL dengan tagline ‘cari solusi denk ba lamu‘, diharapkan mampu mencari solusi persoalan kekinian yang sedang terjadi di Sulut.
Untuk dua pekan ini, LAMu RAL bicara tentang Pilrek UNSRAT dengan menghadirkan ketua-ketua organisasi mahasiswa, baik itu eksternal maupun internal UNSRAT.
(Indra)
