Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

FMIPA Unsrat Lakukan Penyuluhan Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada PKK Desa Tumaluntung Satu

×

FMIPA Unsrat Lakukan Penyuluhan Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada PKK Desa Tumaluntung Satu

Sebarkan artikel ini

Dr Max RJ Runtuwene saat membawakan materi. /ist


Manado, detiKawanua.com – Kelompok Studi Kimia Organik Bahan Alam FMIPA Unsrat Manado, telah melakukan penyuluhan tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional pada Ibu-ibu PKK Desa Tumaluntung Satu Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. 

Kegiatan penyuluhan yang dihadiri Kepala Desa Tumaluntung Satu Arthur Mokalu SE serta perangkat desa (pala dan meweteng), serta diikuti ibu-ibu PKK dari kelima jaga yang ada di Tumaluntung Satu ini, dilaksanakan  pada Senin (29/10/2018).

Kepala Desa Tumaluntung Satu Arthur Mokalu SE tengah memberikan sambutan. /ist

Menurut tim penyuluh yang terdiri dari Dr Max Runtuwene, Dr Dewa Katja, Dr Ratna Siahaan, dan Vanda Selvana Kamu SPd MSi, juga mahasiswa jurusan Kimia ini, latar belakang kegiatan adalah selama ini kegiatan yang dilakukan ibu-ibu PKK desa Tumaluntung Satu belum berjalan optimal sebagaimana yang menjadi tujuan pemberdayaan anggota PKK untuk hidup sejahtera, maju dan mandiri.  
Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh ibu-ibu PKK, menurut Runtuwene, cenderung hanya memenuhi program yang seremonial saja, seperti kegiatan arisan ibu-ibu PKK. Belum ada kegiatan yang fokus pada usaha meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga, dan kegiatan yang memanfaatkan bahan-bahan alam menjadi suatu komoditi yang dapat meningkatkan ekonomi keluarga.

Foto bersama tim pengabdian dengan aparat desa. /ist

“Dalam menunjang pembangunan di desa, khususnya dalam kegiatan lomba desa, berbagai kegiatan dilakukan oleh ibu-ibu PKK seperti pemanfaataan pekarangan dengan menanam tumbuhan obat yang dikenal dengan “Apotik Hidup”. Namun demikian kegiatan ini hanya bersifat insendental dan tidak ada usaha untuk memelihara atau menindak lanjuti program “Apotik Hidup” tersebut,” jelas Runtuwene. 


“Hal ini disebabkan karena tidak adanya pengetahuan yang memadai dalam memanfaatkan dan memberdayakan tanaman yang terdapat dalam “Apotik Hidup” tersebut,” tambahnya. 
Lebih lanjut dikatakannya, tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan tentang pengembangan dan pemanfaatan Tumbuhan Obat untuk ibu-ibu PKK desa Tumaluntung Satu, sehingga terjadi perubahan pengetahuan dan sikap tentang pemanfaatan tumbuhan obat.

Sebagian peserta penyuluhan. /ist

“Metode yang digunakan dalam kegiatan ini ialah penyuluhan tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat. Evaluasi Keberhasilan penyuluhan menggunakan pretes dan postes. Untuk mengukur sikap digunakan kuesioner dengan skala Likert. Komponen Evaluasi mencakup aspek kognitif  dan afektif,” paparnya.

“Hasil penyuluhan menunjukkan terjadinya peningkatan pengetahuan dari 5,03 menjadi 7,67, sedangkan sikap dari 5, 76 menjadi 8,21. Hasil yang dapat disimpulkan, adalah terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap yang positif tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada ibu-ibu PKK Desa Tumaluntung Satu,” pungkasnya. 

(Indra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *