Ilustrasi. /Ist
Manado, detiKawanua.com – Sejumlah kasus konflik antar umat beragama yang terjadi di Indonesia, seperti yang baru-baru ini terjadi, kasus pembakaran Gereja di Aceh Singkil, serta kasus pembakaran Masjid di Tolikara Papua, mendapat sorotan warga Kota Manado, yang berupaya menciptakan kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Hal tersebut dibuktikan dengan digelarnya seminar oleh Forum Diskusi Meja Bundar Lintas Iman, yang membahas persoalan kerukunan antar umat beragama di Indonesia, akhir pekan lalu.
Dimana pokok bahasan yakni menciptakan suasana optimal untuk meningkatkan kerukunan antar umat bragama, demi terwujudnya masyarakat yang religious, maju dan sejahtera, dengan meredam konflik di indonesia.
Ivana The, tokoh Konghucu yang hadir pada pertemuan itu, menghimbau, setiap individu manusia Indonesia pun diminta agar mengembangkan dasar moral yang positif iman dan persaudaraan secara berkesinambungan, kreatif dan realistis bagi pembangunan berdasarkan nilai-nilai agama dan kepercayaan yang dianut.
“Kerukunan antar umat beragama dan maayarakat di Sulut terus menjadi contoh bagi banyak orang dalam membina hubungan baik antar sesama di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu menurut Erika, peneliti dari Boston University, kemajemukan bangsa tidak semata mencakup perbedaan agama, golongan, etnis dan daerah, melainkan juga kemajemukan dan kearifan lokal.
“Kearifan lokal tersebut, tertanda dalam kehidupan masyarakat Sulut yang hidup penuh kedamaian dan rasa pluralisme yang tinggi, guna meredam konflik antar umat beragama,” jelasnya. (IB Ruhani)
