Example floating
Example floating
HEADLINEMANADOPOLITIK/PEMERINTAHANSULAWESI UTARA

Jeane Lalujan Kritik Tajam Pelayanan Kesehatan dan Biaya Parkir di RSUP Prof Kandou

×

Jeane Lalujan Kritik Tajam Pelayanan Kesehatan dan Biaya Parkir di RSUP Prof Kandou

Sebarkan artikel ini
Anggota DPRD Sulut, Jeane Lalujan

SULUT – Lintas Komisi DPRD Sulut menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Direksi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. Dr. R.D Kandou, bersama Keluarga Gabriel Sineleyan, pasien yang meninggal karena tak mendapatkan tindakan operasi selama hampir dua bulan dengan alasan alat operasi rusak, Senin (16/06) bertempat diruang Serbaguna DPRD Sulut.

Dalam RDP tersebut, Anggota DPRD Sulut, Jeane Lalujan mengkritisi banyak hal menyangkut pelayanan kesehatan di RSUP Prof Kandou.

“Bapak-bapak yang duduk jajaran direksi harus tahu motto RS Prof Kandou, “kepuasan pelanggan diatas segalanya”. Dan motto ini tidak ada sama sekali di rumah sakit Prof Kandou,” ujarnya

Srikandi PDI-P ini menjelaskan, dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, pada pasal 5 dan 6 mengatur hak setiap orang yang mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, aman, dan terjangkau.

“Di RSUP Prof Kandou tidak ada pak. Selain penangan pasien yang amburadul dan tidak ramah, orang masuk dirumah sakit bukannya sembuh malah sakit,” kritiknya.

“Makanya orang-orang mau berobat diluar negeri, padahal ini merupakan rumah sakit terbesar di Indonesia Timur,” tambahnya.

Ia menyampaikan, jika rumah sakit melakukan kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan termasuk kerusakan alat medis, ada tanggungjawab hukum. Lanjutnya, pihak rumah sakit memiliki kewajiban untuk memastikan alat medis yang digunakan dalam operasi dalam kondisi baik dan aman.

“Kelalaian dalam pemeliharaan atau penggunaan alat medis menimbulkan konsekuensi hukum bagi pihak rumah sakit. Gabriel bukan pasien pertama jadi korban, sudah banyak Gabriel-Gabriel yang lain,” tegasnya.

“Kenapa 2 bulan bolak-balik tidak diberikan rujukan, kalau memang alat itu tidak ada, kenapa tidak dibuat rujukan. Rujukan dimana?, di Indonesia Timur tidak ada, malu menteri kesehatan. Rumah sakit terbesar dan terlengkap di Indonesia Timur, tapi yang menjadi korban masyarakat Sulawesi Utara,” imbuhnya.

Legislator Dapil Kota Manado ini tidak mempermasalahkan siapapun yang menjabat sebagai Direksi RSUP Prof Kandouw, yang penting perduli dengan masyarakat pasien yang ada di Provinsi Sulut.

“Mau orang Aceh, orang Jawa, mau orang timur atau siapapun, yang penting punya tanggung jawab moral, punya hati nurani, dan ikut merasakan penderitaan pasien,” ucap Lalujan.

Terakhir, Politisi Cantik ini mengkritisi mahalnya biaya parkir yang membebani keluarga pasien yang dalam sehari bisa mencapai puluhan ribu uang yang harus dikeluarkan untuk membayar tagihan parkir.

“Orang disana mau kerumah sakit dengan membawa uang pas-pasan, giliran pulang harus membayar 30.000 sampai dengan 35.0000 uang parkir. Saya rasa berat itu pak, parkir aja begitu mahal, apalagi pelayanan. Itu bisnis kalau menurut saya,” jelasnya.

Mudah mudahan Gabriel menjadi korban terakhir di RS Prof Kandou,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *