Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

Jadi Pembicara Seminar dan Dialog, Wagub Kandouw Cegah Rasisme dan Intoleran

×

Jadi Pembicara Seminar dan Dialog, Wagub Kandouw Cegah Rasisme dan Intoleran

Sebarkan artikel ini

Tomohon, detiKawanua.com – Meskipun berbeda suku, agama dan ras, semua manusia dimuka bumi ini merupakan ciptaan Tuhan yang oleh karena itu harus saling mengasihi dan menghormati. Demikian diungkapkan Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw saat menjadi pembicara pada kegiatan seminar dan dialog kemitraan yang membahas tentang “Isu-Isu Rasisme dan Intoleransi” yang dilaksanakan di Aula Kantor Sinode GMIM Kota Tomohon, Jumat (11/10/2019).
Kegiatan yang dihadiri Ketua Sinode GMIM Pdt Hein Arina, Ketua BPMJ, Ketua BPMJ Wilayah se Rayon Tomohon, Bitung, Minut dan Manado itu juga, oleh wagub mengatakan bahwa pada sekarang ini bentuk rasisme dan intoleransi mulai menampakkan wujudnya di berbagai lini kehidupan, sehingga dinilai harus diantisipasi dan diatasi semua pihak termasuk warga GMIM.
“Rasisme dan intoleran merupakan kejadian yang nyata dan banyak terlihat dalam kehidupan masyarakat. Banyak ujaran-ujaran berbau rasisme yang mengakibatkan pertengkaran dan perpecahan. Rasisme dan intoleransi sendiri juga memakan korban yang sebab itu, kita sebagai warga GMIM harus menanamkan sikap toleransi dan antirasisme sejak dini,” terangnya yang menambahkan bahwa semua harusnya memiliki sikap saling menghormati orang lain tanpa memandang suku, agama maupun ras seseorang.
Adapun tentang perbedaan-perbedaan masyarakat yang ada di nusantara terutama di Sulut ini, menurut wagub seharusnya hal tersebut dapat berperan sebagai alat pemersatu, bukan pemecah. 
“Rasisme dan intoleran tentunya sangat berlawanan dengan Pancasila. Dengan melawan rasisme dan intoleran maka kita dapat mewujudkan Indonesia yang sungguh ber Bhineka Tunggal Ika, menerima perbedaan dan menggunakannya sebagai sarana memperkuat persatuan bangsa,” jelasnya sambil mengajak bagi seluruh komponen warga GMIM agar dapat tampil terdepan melawan rasisme.
Untuk itu dirinya mengajak seluruh komponen warga GMIM agar tampil terdepan melawan rasisme, radikalisme dan intoleran.
“Radikalisme dan intoleran itu salah satu paling efektif yakni perkuat GMIM, baik kwantitas tapi terutama kualitas. Agar kualitas GMIM menjadi tinggi dan betul-betul menjalankan apa yang Tuhan perintahkan. GMIM justru yang akan menjadi penangkal paling depan intoleransi dan radikalisme,” tandas Kandouw.

(tim/Mild70)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *