Fany Legoh saat diwawancara di Ruang Komisi IV.
Manado, detiKawanua.com – Lembaga terhormat DPRD Sulawesi Utara (Sulut) hingga saat ini terus diremehkan oleh pihak BPJS Kesehatan, karena sudah berulang kali pihak BPJS mendapat panggilan untuk lakukan hearing atau tukar pendapat dengan DPRD terkait ragam kasus yang terjadi di wilayah kesehatan, mulai dari dugaan malpraktek, kelalaian tenaga medis dan pelayanan pasien yang cenderung pilih kasih.
Berbagai upaya pemanggilan telah dilakukan DPRD Sulut, guna menepis keluhan masyarakat terkait pelayanan medis yang tidak maksimal, namun semua itu tidak digubris oleh BPJS, dan DPRD Sulut yang merupakan representasi dari masyarakat Sulut seakan tidak diperhitungkan keberadaannya.
Demikian pengakuan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Sulut Fany Legoh, saat dimintai tanggapan terkait pelayanan pasien di RS Kandouw, khususnya pasien BPJS, yang lagi-lagi telah memakan korban jiwa, karena diduga tenaga medis di RS Kandouw lebih memprioritaskan pasien umum ketimbang pasien BPJS.
“Kami sudah berulang kali berikan panggilan ke BPJS untuk lakukan tukar pendapat, namun sampai saat ini pihak BPJS tidak pernah hadiri undangan kami,” aku Fany Legoh, saat ditemui di Ruang Komisi IV, Kamis (21/04).
Mengenai dugaan pelayanan BPJS di RS Kandouw yang cenderung pilih kasih dan sikap lalai para tenaga medis, Legoh mengharapkan, perlu ketegasan dalam hal menata kembali struktur pelayanan.
Komentar lain yang dilontarkannya, yakni terkait pasien BPJS yang baru saja meninggal di RS Kandouw atas dengan dugaan yang sama, pihaknya memastikan adanya pengaduan dari pihak korban. Apabila korban sudah mengajukan surat pengaduan, maka DPRD Sulut dan lembaga terkait lainnya, akan melakukan tinjauan di lapangan.
“Semoga dalam waktu dekat ini pihak korban bisa secepat mungkin berikan pengaduan ke Komisi IV. Jika pengaduan korban sudah kami, terima langkah selanjutnya kami akan turun langsung ke RS Kandouw,” pungkasnya. (Rifaldi Rahalus)
