Example floating
Example floating
HEADLINEMANADOPOLITIK/PEMERINTAHANSULAWESI UTARA

Ketua Fraksi Gerindra Louis Carl Schramm Dampingi Warga Pondol Keraton RDP Bersama Komisi I DPRD Sulut

×

Ketua Fraksi Gerindra Louis Carl Schramm Dampingi Warga Pondol Keraton RDP Bersama Komisi I DPRD Sulut

Sebarkan artikel ini
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sulut, Louis Carl Schramm

SULUT – Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sulut, Louis Carl Schram turut prihatin dengan penggusuran tanah yang dialami warga Gang Pondol Keraton Kota Manado.

Sebagai bentuk dukungan terhadap warga, Legislator Dapil Kota Manado ini turut mendampingi warga yang mengatasnamakan Aliansi Pondol Keraton Bersatu melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi I DPRD Sulut, Rabu (11/06/2025) bertempat di gedung DPRD Sulut.

Louis mengatakan, kehadirannya bersama warga korban penggusuran karena memiliki kedekatan emosional.

“Saya ikut prihatin karena yang hadir disini adalah saudara-saudara saya sendiri. Mereka tinggal di Pondol Keraton, sedangkan saya tinggal disebelahnya di Raden Mas atau jalan Wiracakti,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, warga Pondol Keraton masih merupakan keturunan Sri Sultan Hamengkubuwono V yang kuburnya ada di Borgo yang sekarang ini menjadi cagar budaya bersebelahan dengan Yayasan Eben Haezar.

“Sebelum tahun 1950 pun mereka sudah tinggal disana. Ini keluarga Soepredjo, keluarga Anggota DPR-RI Yasti Soepredjo. Mereka keturunan Keraton Yogjakarta, para Abdi Dalem dan lain-lain,” jelas Louis Schramm.

Lanjut Ketua DPC Gerindra Kota Manado ini, sebelum menjadi anggota DPRD Sulut, ia sempat mengadvokasi mengenai status kedudukan tanah di Pondol Keraton yang menurutnya banyak kejanggalan tetapi sekarang ini telah memiliki putusan inkrah.

Ia menambahkan, sebagai masyarakat yang taat hukum, saudara-saudara harus mentaati putusan inkrah. Akan tetapi dalam putusan inkrah ada 17 rumah yang dibongkar sedangkan dalam isi gugatan hanya 14 rumah yang harus di bongkar.

“Tidak peduli semuanya di bongkar, sehingga rumah yang tidak ada dalam gugatan pun dibongkar,” cetusnya.

Politisi vokal ini menyampaikan, sekarang ini korban penggusuran pondol menjadi tunawisma, karena tidak tahu lagi mau tinggal dimana padahal puluhan bahkan sudah ratusan tahun sebelumnya sudah mendiami tempat tersebut.

“Inilah kenyataan yang terjadi. Mereka tidak tahu mau kemana sehingga datang ke DPRD Sulut atas inisiatif sendiri. Akibat penggusuran ini, ada beberapa orang tua bahkan meninggal karena memikirkan hal itu,” tandas Wakil Komisi IV DPRD Sulut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *