Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

Opini : “ALAM BAWAH SADAR SAUT”

×

Opini : “ALAM BAWAH SADAR SAUT”

Sebarkan artikel ini

Abdul Malik Raharusun, Kader HMI Maluku Tenggar. (Batik Coklat)

Buntut dari pernyataan Saut Situmorang yang menyinggu pemuda Islam dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Indonesia pada hari Senin 9 Mei 2016 serentak HMI Cabang se-Indonesia menggelar aksi menggugat Saut. Tidak hanya itu Pengurus Besar HMI baik MPO dan Dipo juga secara kelembagaan melaporkan Saut ke Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. Saut Situmorang yang kini menjabat Wakil Ketua Komisi Pembarantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia dinilai baik oleh HMI dan Korps Alumni HMI (KAHMI) telah melakukan fitnah dan pembusukan karakter perkaderan HMI.
Sebelumnya Saut pada Kamis (5/5/2016) malam tampil sebagai narasumber bersama Hakim Agung Gayus Lumbuun dan mantan Hakim Asep Iriawan di acara Benang Merah, TVOne bertemakan “Harga Sebuah Perkara”, tiba saat Saut berbicara ketika menggambarkan menggambarkan kondisi masyarakat yang mudah tergiur berbuat kejahatan. Saut Situmorang pun berkata “mereka orang-orang cerdas ketika mahasiswa, kalau HMI minimal LK I, tapi ketika menjadi pejabat mereka korup, sangat jahat, culas dan licik”.
Pernyataan Saut pada acara tersebut jelas membuat publik HMI tersinggu, organisasi pemuda Islam tertua di Indonesia ini pun bergerak. Tidak hanya aksi demonstrasi di daerah HMI se-Jabodetabek pun melakukan aksi demonstrasi di gedung KPK aksi ini pun berbuntut cheos antara kader HMI dan kepolisian. Sejumlah tokoh alumni HMI dan tokoh nasional seperti Prof. Dr. Mafhud MD, Dr. Akbar Tanjung, DR. Suparman Marzuki, Prof. Dr. Din Samsuddin, (Purn.) Jenderal Muldoko juga memprotes pernyatan Saut tersebut.
Menanggapi reaksi HMI dan alumni HMI tersebut Saut Situmorang pada Senin 9 Mei 2016 melalui konferensi pers di gedung KPK meminta maaf kepada HMI dan alumni HMI. Saut mengatakan, “Saya selaku pribadi tidak bermaksud menyinggung HMI atau lembaga lain. Saya mohon maaf atas pernyataan saya tersebut. Saya menyampaikan itu di alam bawah sadar saya. Kami percaya, HMI sebagai salah satu penggerak aktivis mahasiswa di Indonesia bisa menjadi mitra KPK untuk memberantas korupsi,”(https://news.detik.com/berita/3205804/sebut-kader-hmi-dekat-dengan-korupsi-saut-situmorang-minta-maaf).
Hal yang menarik dari pernyataan minta maafnya Saut Situmorang adalah bahwa beliau yang tampil menjadi pembicara pada stasiun televisi swasta nasional tersebut berbicara mewakili Pimpinan KPK dalam keadaan dikendalikan oleh alam bawah sadarnya. Secara psikologi sebagaimana yang dirumuskan bapak psikologi Sigmund Freud bahwa alam bawah sadar atau unconcious adalah halusinasi manusia yang terpendam dalam Id manusia. Halusinasi akan naik kepermukaan dan kemudia mempengaruhi perilaku alam sadar sehingga manusia akan bertindak dalam ketidaksadarannya.
Secara sederhana manusia yang kerap bertindak atas kendali alam bawah sadarnya sesungguh mengalami ganguan kejiwaan. Dan ini sangat berakibat fatal dalam proses hidup orang tersebut. Dalam sejarah para diktator dunia adalah manusia yang pada masa kecilnya juga mengalami tekanan jiwa dalam hidupnya dan kemudian tekanan tersebut membentuk halusinasi alam bawah sadarnya untuk berkuasa secara diktator. Adolof Hitrler mislanya dimasa kecil pun menyaksikan perang, pembantaian dan pembunuhan pengalaman hidup tersebut mempengaruhi alam bawah sadar sorang Hitler dan kemudia hal tersebut menjadi dorongan bagi Hitler untuk melakukan pembantaian dan menguasai dunia.
Kembali kepada apa yang disampaikan Saut saat permintaan maaf atas ucapannya tersebut bahwa ucapan yang mendeskritkan HMI tersebut dikendalikan oleh alam bawah sadarnya. Hal ini menunjukan bahwa Saut dalam keadaan kejiwaan yang tidak stabil atau mengalami gangguan kejiawaan. Seyognya pimpinan KPK yang bertugas menegakan hukum dan menjadikan hukum sebagai penglima wajib dalam kejiwaan yang stabil.
Tentu kita tidak dapat membayangkan bagaimana seorang penegak hukum dapat dikendalikan oleh alam bawah sadarnya hal akan membuat penegakan hukum menjadi sesuatu absur. Setiap kita pun pernah melakukan penandatangan surat hukum dan menjelaskan bahwa kita melakukannya dalam keadaan sadar pertanyyaan bagaimana dengan Saut Situmorang saat menandatangani surat hukum di KPK. Maka Saut Situmorang demi tegaknya hukum yang ditegakan dalam kedaan sadar mengundurkan diri sembari sebagai pimpinan KPK. 
Jakarta 9 Mei 2016

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *