Ilustrasi.
Manado,
detiKawanua.com – Setelah GS Vicky Lumentut (GSVL) dan Mor Bastian
(Mor) dilantik Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Olly Dondokambey, Senin
(09/05) pekan lalu, sejumlah wartawan nampaknya tidak lagi merasa nyaman
meliput kegiatan Pemerintah Kota (Pemkot) Manado di Gedung Pemerintahan
tersebut.
Hal ini terbukti ketika sejumlah wartawan yang hendak
meliput kegiatan Rapat Koordinasi dan Evaluasi (Rakorev) di Ruang
Serbaguna, dihadang oleh beberapa petugas Satuan Polisi Pamong Praja
(Sat Pol PP).
Perlakuan yang tak mestinya dilakukan Sat Pol PP
kepada sejumlah wartawan ini, langsung mendapat kecaman dari wartawan
senior, Wahyudi Barik, yang juga merupakan satu di antara wartawan yang
dihadang dalam agenda Pemkot Manado tersebut.
“Saya kesal dengan
kebijakan ini. Dimana, wartawan harus ada Id Card Panitia untuk
peliputan Rakorev,” kata Barik dengan nada kesal, Kamis (12/05).
Wahyudi
menjelaskan, kegiatan Rakorev merupakan agenda Pemkot Manado yang
terbilang sering dilakukan. Untuk itu, Dirinya merasa kaget dengan ada
pelarangan peliputan.
“Kan kegiatan ini sering di laksanakan dan
terbuka untuk wartawan. Sejak saya meliput kegiatan di Pemkot Manado,
baru kali ini ada pelarangan. Kemudian, kenapa sekarang baru diwajibkan
kepada setiap wartawan untuk menunjukkan ID Card Pers,” tukas Barik.
“Saya
diminta tanda pengenal wartawan oleh salah satu petugas Sat Pol PP.
Saya heran dengan permintaan tersebut. Dengan alasan kalau tidak ada Id
Card tidak di persilahkan masuk untuk meliput,” tambahnya.
Kepala Sat Pol PP, Xaverius Runtuwene, ketika dimintai
keterangan menjelaskan bahwa itu merupakan mekanisme yang berlaku dan
telah ditentukan oleh panitia pelaksana.
“Permintaan untuk
menunjukkan ID Card Pers ketika ada wartawan yang melipu, itu bukan
kemauan saya. Melainkan, itu adalah kemauannya Kaban Bappeda, Bartje
Assa,” ucap Runtuwene via sms thelpon seluler.
Sementara itu, Kaban Bappeda, Bartje Assa, tidak bisa dihubungi ketika akan dimintakan keterangannya terkait hal ini.
Untuk
diketahui, pelarangan peliputan seperti ini juga sebelumnya sempat
terjadi pada saat GSVl dan Mor dilantik di Graha Gubernuran, Bumi
Beringin. (*)