Example floating
Example floating
HEADLINEMANADOPOLITIK/PEMERINTAHANSULAWESI UTARA

Prihatin Nasib Guru Honorer, Louis Schramm Juga Minta Dinas Pendidikan Bangun Sekolah di Sario-Malalayang

×

Prihatin Nasib Guru Honorer, Louis Schramm Juga Minta Dinas Pendidikan Bangun Sekolah di Sario-Malalayang

Sebarkan artikel ini

Sulut – Komisi IV DPRD Sulut menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dalam rangka mendapatkan data dan informasi program kegiatan T.A 2025 bersama Dinas Pendidikan Provinsi Sulut.

Dalam RDP tersebut, Wakil Ketua Komisi IV, Louis Carl Schramm menyoroti berbagai persoalan diantaranya, pemecatan tenaga pendidik akibat penghapusan Tenaga Harian Lepas (THL), ketimpangan pembangunan infrastruktur sekolah, hingga minimnya fasilitas sekolah di Kecamatan Sario dan Malalayang.

Louis Mengatakan, Kebijakan penghapusan THL terhadap tenaga pendidik membuat banyak guru honorer kehilangan pekerjaan tanpa ada skema yang jelas untuk memastikan mereka tetap bisa mengajar. “Kita tidak bisa membiarkan tenaga pendidik yang sudah lama mengabdi tiba-tiba kehilangan pekerjaannya. Harus ada solusi konkret agar mereka tetap bisa mengajar, bukan hanya sekadar menunggu petunjuk dari pusat,” tegasnya, Senin (03/02) bertempat di ruang Komisi IV DPRD Sulut.

Ketua Fraksi Partai Gerindra ini juga menyoroti adanya ketimpangan infastruktur sekolah saat ia melaksanakan reses di tiga SMK yang berbeda di Kota Manado. Ia mencontohkan di SMK 4 Manado terdapat banyak ruang kelas baru, tetapi jumlah siswa yang terdaftar hanya sekitar 40an.

“Kalau kita hitung jumlah kelas tidak berbanding dengan jumlah murid yang hanya puluhan. Bahkan jumlah guru di sana juga terlalu banyak,” ketusnya, saat memimpin RDP.

Selain itu, Louis juga menyoroti kurangnya SMA dan SMK di kecamatan Sario dan Malalayang yang notabenenya memiliki jumlah penduduk yang padat sehingga harus memilih bersekolah di kecamatan lain.

“Di Malalayang tidak ada sekolah menengah, padahal penduduknya sangat padat. Ini bukan masalah kecil. Pemerintah harus segera membangun sekolah di sana agar akses pendidikan lebih merata,” desaknya.

Louis juga mengingatkan agar anggaran Dinas Pendidikan Sulut yang mencapai Rp 1 triliun dimanfaatkan sebaik mungkin, secara transparan dan tepat sasaran.

“Pendidikan merupakan tulang punggung buat bangsa ini menuju Indonesia Emas. Jadi ada program-program harus menyesuaikan baik di SMA maupun di SMK,” tandas Ketua DPC Gerindra Kota Manado ini.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sulut Femmy Sulut menyatakan, masalah THL diberhentikan karena ketentuan dari pusat. Menurutnya, jika pemda memaksakan penggunaan anggaran daerah untuk mempertahankan tenaga kerja yang diberhentikan, maka hal itu bisa menjadi temuan dalam audit keuangan. “Kami masih menunggu petunjuk pusat karena syaratnya dikeluarkan dari sana. Jika dipaksakan, ada konsekuensi keuangan yang menimbulkan potensi temuan,” jelasnya.

Femmy juga menyampaikan, pihaknya telah mengusulkan pembangunan beberapa sekolah baru, termasuk di wilayah Malalayang, Kalasey, Winangun, dan di Tuminting atau Pandu. “Kami berusaha untuk melakukan pemerataan, salah satunya dengan rencana membangun sekolah baru di beberapa titik strategis,” tutupnya.


(*/Enda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *