Example floating
Example floating
Example 728x250
HEADLINEMANADOPOLITIK/PEMERINTAHANSULAWESI UTARA

Ini Tiga Poin Penting Disampaikan Wagub Kandouw Pada Penyerahan DIPA dan TKD TA 2024

×

Ini Tiga Poin Penting Disampaikan Wagub Kandouw Pada Penyerahan DIPA dan TKD TA 2024

Sebarkan artikel ini

Sulut, detiKawanua.com – Wakil Gubernur (Wagub) Sulut, Drs. Steven Kandouw melakukan penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun 2024 secara simbolis ke Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Pemerintah Provinsi Sulut dan Kementerian/Lembaga serta 15 Kabupaten/Kota, Rabu (13/12/23) di Aula Gedung Keuangan Negara, Jalan Bethesda Manado.

Mengawali sambutanya pada acara yang dihadiri Kakanwil Dirjen Perbendaharaan Sulut, Ratih Hapsari, Kepala Perwakilan BPK, Dr. Arief Fadillah, Sekprov Sulut Steve Kepel Forkopimda Sulut, serta Bupati/WaliKota se-Sulut. Wagub Kandouw menyampaikan, mewakili Rakyat Sulut, dari Miangas sampai Pinogaluman, merasa senang. Karena, baik belanja Pemerintah Pusat, maupun transfer daerah ke Sulut meningkat.

Meskipun demikian, lanjut Kandouw, apalah artinya peningkatan nominal ini dibanding presisi penggunaan anggaran ini. “Tadi secara jelas Ibu Ratih sudah menggambarkan bagaimana target dari belanja pemerintah pusat, target untuk transfer daerah. Itu semua menurut hemat saya adalah panduan sekaligus harus menjadi ikhtiar bagi kita semua,” ungkapnya.

Kesempatan itu, Wagub Kandouw menyampaikan sejumlah poin penting terkait dengan pengelolaan anggaran secara optimal untuk kesejateraan masyarakat Sulut.

“Pertama, harus mewujutkan keadilan bagi masyarakat Sulut yang 2,6 juta jiwa. Kita tahu persis, baik disparitas (Perbedaan-red) karna aspek geografis maupun disparitas karena kemampuan SDM, maupun disparitas karena stap poin ekonomi, itu semua hanya bisa dijembatani antara lain dengan belanja pemerintah. Untuk itu, dari lubuk hati yang paling dalam, mari sama-sama kita manfaatkan terus, kita ciptakan terus suatu output dan outcome yang optimal terhadap penggunaan dana ini,” ajak Kandouw.

Menurutnya, dibalik itu semua, tentu saja dibutuhkan bagi para pengelolanya sikap akuntabel.

“Sikap akuntabel ini bukan suatu hal yang mustahil, tapi tetap menjadi ikhtiar untuk kita ciptakan bagi para pengelola, disamping SDMnya juga kita ciptakan terus dengan mekanisme pengawasan. Walaupun kita dibimbing oleh BPK, tapi tetap saja banyak aspek-aspek yang entah disengaja atau tidak terjadi pelanggaran-penggaran. Untuk itu tetap harus menjadi prioritas,” ujarnya.

Kedua, lanjut Kandouw, aspek penganggarannya. “Memang kita mau bahwa penggunaan ini lebih cepat lebih bagus. Tapi saya juga lebih percaya dengan perencanaan yang matang pastinya kan menghasilkan satu output dan outcome yang positif. Untuk itu, saya dalam kesempatan ini mengingatkan perencanaan ini. Karena kalau sudah akuntabel SDMnya, tapi kalau kesalahan perencanaannya ini lebih panas dari api, tidak tepat sasaran akhirnya, ibarat kita menabur garam di laut,” ingat Kandouw.

Masih kata Wagub Kandouw, aspek perencanaan ini penting sekali karena banyak Ia temukan, dana DAK sekolah-sekolah terjadi kelalaian perencanaan. “Saya ingatkan, aspek perencanaan ini harus kita cermati bersama, betul-betil stakeholder perencanaan ini harus yang baik,” imbuhnya.

Yang ketiga, sebut Kandouw, aspek penyerapan. “Tadi disampaikan ibu Kanwil (Ratih-red), peyerapan kita masih sangat rendah, baik KL maupun transfer daerah. Ini jugakan satu hal yang harus kita sikapi bersama, karena anggaran ini juga untuk pemerataan, untuk kesejahteraan. Jadi kalau penyerapannya diakhir tahun anggaran seperti ini, apalah artinya. Pada hal ada banyak hal-hal yang bisa di dongkrak dengan belanja negara ini, seperti inflasi dan lain-lain, tapi kalau lambat penyerapannya ini berbahaya,” tukasnya.

Dikatakannya, yamg diliat di lapangan masih ada redtape birokrat oleh teman-teman dibawa. Intinya kalau boleh di lama-lamain kenapa harus dicepatin, kalau boleh di susah-susahin kenapa di gampang-gampangin.

“Hal-hal ini masih ada, dan saya temukan dibawa, terutama yang staf-staf di bawa, ini kan ada indikasi ada upaya niat tidak baik di balik itu, malah ada yang sengaja di bikin kalau DAK tidak bisa dicairkan, akhirnya jadi utang Pemkab/Kota dan Provinsi,” beber Wagub Kandouw.

Diakhir penyempaiannya, Wagub Kandouw menyampaikan pepatah yang menggerakan hari untuk mengelola anggaran untuk kepenting kemaslahatan masyarakat Sulut.

“Burung dara mematuk ulat, bunga kamboja mekar merona, anggaran negara untuk rakyat, harus dikelola dengan bijaksana,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *