Syarif Darea saat memaparkan Revolusi Sampah di Kelurahan Maasing.
Manado, detiKawanua.com – Masalah sampah seperti sisi lain dari kehidupan. Dimana pun itu, sampah
selalu hadir sebagai sebuah konsekuensi dari adanya aktifias manusia.
Terlebih di perkotaan, padatnya penduduk serta meningkatnya taraf hidup
masyarakat, secara tidak langsung berpengaruh pada peningkatan volume
sampah. Jika kita mendengar kata ‘sampah’ pasti terlintas dibenak kita adalah semacam kotoran, setumpuk limbah, sekumpulan berbagai macam benda yang telah dibuang ataupun sejenisnya, yang menimbulkan bau busuk yang menyengat hidung.
selalu hadir sebagai sebuah konsekuensi dari adanya aktifias manusia.
Terlebih di perkotaan, padatnya penduduk serta meningkatnya taraf hidup
masyarakat, secara tidak langsung berpengaruh pada peningkatan volume
sampah. Jika kita mendengar kata ‘sampah’ pasti terlintas dibenak kita adalah semacam kotoran, setumpuk limbah, sekumpulan berbagai macam benda yang telah dibuang ataupun sejenisnya, yang menimbulkan bau busuk yang menyengat hidung.
Namun di Kelurahan Maasing, Kecamatan Tuminting, Kota Manado, lahir sebuah ide yang revolutif dari sampah yang akan mensejahterakan warga (terutama dalam hal pelestarian lingkungan, jaminan kesehatan, dan ketahanan modal), yang diberi nama ‘#Revolusi Sampah, Pengelolaan Sampah Untuk Lingkungan, Kesehatan dan Modal’.
Menurut Syarif Darea, sang penggagas ide, revolusi sampah adalah sebuah ‘agenda’ revolutif warga Maasing untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi selama ini antara pemerintah dan warga dalam hal pengelolaan sampah. Kita semua punya tanggung jawab yang sama dalam menangani sampah. Sederhananya, sampah ini kan barang yang paling tidak berharga, namun
ada beberapa orang di Indonesia yang kaya karena sampah, karena sampah
mereka menjadi konglomerat.
ada beberapa orang di Indonesia yang kaya karena sampah, karena sampah
mereka menjadi konglomerat.
“Dengan program Revolusi Sampah, kami akan mengajak
semua masyarakat untuk menjadi kekuatan yang sama, kita bersatu untuk
menjadi orang kaya bersama. Dari sampah kita semua warga Maasing akan menjadi orang kaya. Karena itu, sebagai ‘pribumi’ Maasing, saya dan beberapa teman menggagas ide revolutif ini, makanya disebut Revolusi Sampah,” jelas Syarif, saat launcing Revolusi Sampah, Kamis (20/10) malam WITA.
semua masyarakat untuk menjadi kekuatan yang sama, kita bersatu untuk
menjadi orang kaya bersama. Dari sampah kita semua warga Maasing akan menjadi orang kaya. Karena itu, sebagai ‘pribumi’ Maasing, saya dan beberapa teman menggagas ide revolutif ini, makanya disebut Revolusi Sampah,” jelas Syarif, saat launcing Revolusi Sampah, Kamis (20/10) malam WITA.
Caranya, lanjut Syarif, kita kumpul sampah maka premi BPJS Kesehatan akan terbayar secara otomatis. Revolusi Sampah adalah dari sampah kita, kita akan membayar premi BPJS Kesehatan secara sistemik. Selain itu, nanti kita akan bangun Bank Sampah, di mana semua masyarakat adalah nasabah sekaligus pemilik bank tersebut. Sistem ini nanti akan dibantu oleh pihak Smash dan Bank BNI, serta MP BPJS.
“Dari sampah, kita bisa tetap sehat karena ada jaminan BPJS, dan kita bisa
bangun kekuatan ekonomi bersama karena ada bank sampah, Maasing Mart,
dan lain-lain. Bahkan saya optimis, suatu saat warga Maasing akan memiliki mall,” papar Aif, panggilan akrabnya.
bangun kekuatan ekonomi bersama karena ada bank sampah, Maasing Mart,
dan lain-lain. Bahkan saya optimis, suatu saat warga Maasing akan memiliki mall,” papar Aif, panggilan akrabnya.
Minimlal, lanjutnya, kita akan membuka lapangan pekerjaan, khususnya bagi adik-adik di Maasing yang sekarang sudah menjadi Arjuna, karena pandai menggunakan
panah wayer.
panah wayer.
“Ini bukan ide yang kecil, tapi kita harus mulai dari hal-hal yang sederhana. Pada akhirnya, warga Maasing akan menikmati lingkungan yang bersih, premi BPJS yang terbayarkan, dan kita menyimpan kapital. Dan kita akan mulai semua ini dari Maasing untuk kesejahteraan warga Kota Manado. Semoga suatu saat, ini menjadi satu kekuatan yang luar biasa,” pungkasnya.
Lurah Maasing Heri Anwar memberikan apresiasi atas lahirnya program ini. Sebagai pemerintah kelurahan Maasing, dirinya bersama jajaran akan senantiasa mendukung ide kreatif membangun keluarahan Maasing lebih baik ke depan.
“Sebagai pemerintah kami sangat mendukung ide Revolusi Sampah ini. Apalagi program ini untuk menunjang kerja-kerja Pemerintah Kota Manado di bawah kepemimpinan Walikota GS Vicky Lumentut dan Wawali Mor Bastiaan (GSVL-MOR). Semoga revolusi sampah ini akan menjadi jalan keluar bagi segala persoalan yang selama ini ada di kelurahan Maasing,” ungkap.
Sementara Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara ikut memberikan apresiasi kepada pemuda kelurahan Maasing atas gagasan hebatnya. Karena masalah sampah sudah menjadi masalah nasional, sehingga pemerintah harus ditopang oleh masyarakat dan pelaku usaha untuk memerangi sampah.
“Sampah itu akan menjadi berkah ketika mau bersahabat dengannya. Jika kita menangani sampah dengan baik, maka kita semua akan bebas banjir, dan kita semua akan hidup sehat. Mudah-mudahan melalui program ini, kelurahan Maasing akan mengharumkan Kota Manado dan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut),” ucap Perwakilan DLH Sulut Paula Pontoh.
Acara ini turur dihadiri oleh Ketua Masyarakat Peduli Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (MP BPJS) Sulawesi Utara Ridho Abdul Azis, Perwakilan Bank BNI 46 Cabang Manado Yolanda Maria Wongkar, Perwakilan BPJS Kesehatan Cabang Manado Adi Melyer Rengkung, Sekretaris LPM Keluarahan Maasing Yamin Mokohama (yang juga inisiator kegiatan), Prakitisi Lingkungan Marlon Kamagi, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, serta warga Kelurahan Maasing. (Indra)