Mentan RI, DR Andi Abram Sulaeman bersama Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE saat sesi tanya jawab dengan Dinas Pertanian Kabupaten Kota se-Sulut.
Manado, detiKawanua.com – Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) berbeda dengan daerah provinsi lain karena sebagian besar Sulut berada dilahan kering perkebunan kelapa sehingga komoditas jagung tidak bersaing dengan padi sawah. Demikian diungkapkan Menteri Pertanian RI, Andi Abram Sulaeman dalam pertemuan bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut dan Pemda Kabupaten Kota di Kantor Gubernur, Jumat (26/08) siang tadi.
“Luas lahan perkebunan kelapa di Sulut sekitar 267.435 hektar (ha), dimana areal terluas di Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dan Minsel yang masing-masingnya sekitar 45.000 ha dalam data Dinas Perkebunan Provinsi Sulut. Dengan demikian potensi perkembangan tanaman jagung, padi gogo dan kedelai sebagai intercroping dengan tanaman kelapa sebagai tanaman sela,” ungkap Andy saat bersama Gubernur Sulut, Olly Dondokambey.
Oleh karena itu, menurutnya potensi lahan untuk jagung di Sulut sudah termasuk dalam lahan perkebunan kelapa sekitar 300.000 ha dengan luas tanam jagung sekitar 125.000 ha.
“Luas panen 80.885 ha, produktivitas rata-rata sekitar 3.71 ton/ha sehingga total produksi sekitar 300.490 ton (menurut data BPS tahun 2015). Sementara itu, untuk data Balai Karantina Kelas I Manado tahun 2016 ini jumlah jagung masuk (impor) ke Sulut itu 10.000 ton sedangkan yang keluar (ekspor) 1,5 ton yang artinya Sulut masih kekurangan jagung sehingga peluang pemasaran jagung di Sulut masih terbuka lebar untuk kebutuhan sendiri dan ekspor,” terangnya.
Gubernur Sulut, Olly Dondokambey dalam keterangannya mengucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah pusat yang nantinya ditahun 2017 nanti akan meningkatkan dan memberikan peluang bantuan kepada Provinsi Sulut dalam bidang pertanian.
“Bantuan dibidang pertanian di Sulut seperti dikatakan pak Menteri akan naik 200 persen agar bisa dinikmati oleh masyarakat. berupa bibit dan bantuan handtraktor,” ucap Gubernur.
Rep/Editor: IsJo