Manado, detiKawanua.com – Gempuran kekuatan bersenjata yang menimpa warga sipil Suriah, terutama di Aleppo, menjadi tragedi besar dunia. Serangan yang menyasar fasilitas publik ini mendapat kecaman publik Internasional, tak terkecuali pelajar muslim Sulawesi Utara yang terhimpun dalam Badan Tadzkir Akbar (BTA).
Melalui Pengurus Besar (PB), BTA mengutuk keras tragedi kemanusiaan yang menimpa saudara muslim yang ada di Kota Aleppo, Suriah.
“Dengan dalih apapun, serangan yang dilakukan pemerintah Bashar Al Assad terhadap oposisi pemerintah yang berada di Aleppo adalah tindakan tak berperikemanusiaan,” kata Nazmarin Mardani, Ketua Departemen Humas PB BTA.
Senada dengan Nazmarin, Sekjen PB BTA, Rafsan Damopolii melalui akun twitter miliknya mengatakan serangan Aleppo adalah pembantaian masal yang lebih buruk dari sekedar exstraordinary crime (kejahatan luar biasa) yang disebut dengan istilah genosida.
“Serangan di Kota Aleppo yang dilakukan rezim penguasa adalah tindakan genosida,” katanya pada akun @Achan_1453.
Rafsan mendesak Pemerintah RI agar tidak bungkam atas kejadian tersebut. ” Pemerintah RI sebaiknya tanggap terhadap jeritan rakyat Aleppo yang butuh uluran tangan, fasilitasi juga para relawan,” cuitnya lewat twitter.
Akibatnya, 30 warga sipil meregang nyawa ditambah 62 korban jiwa lainnya yang mengalami luka-luka atas serangan atas fasilitas publik paling vital yakni sebuah rumah sakit sipil di Al Quds.
Bahkan 24 jam sebelum serangan fatal ke rumah sakit sipil ini, pesawat milik militer Rusia melepas roket kendalinya dan menargetkan markas tim keamanan sipil di wilayah Atarib, Aleppo. Lima personil keamanan meregang nyawa dalam serangan udara yang tak imbang ini. Aleppo, kota paling utara dan terbesar di Suriah, kini makin hancur tak berbentuk.
Gempuran rezim Assad selama lebih dari dua pekan tanpa henti meluluhlantakkan ribuan fasilitas sipil di kota ini. Rezim Assad berkilah bahwa bombardir Aleppo sengaja dilakukan, untuk merebut kembali kota terbesar di Suriah itu dari kontrol pihak oposisi yang menentang pemerintahannya.
Hingga hari ini, walau kecaman dunia memuncak hebat, Assad bergeming untuk tidak menghentikan serangannya ke Aleppo, dan hanya dalam hitungan jam sejak serangan terakhir di hari Jum’at pekan lalu, tragedi berdarah yang menerjang Aleppo sudah menuai kecaman jutaan publik dunia. Hashtag #AleppoIsBurning dan #saveAleppo pun memenuhi ragam linimasa di media sosial. (*)