Manado, detiKawanua.com – Stock Makanan tak kunjung datang, ancaman kelaparan melanda masyarakat Kecamatan Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Kondisi itu akibat pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Negara Filipina tersebut sampai saat ini belum dilayari armada kapal perintis yang membawa bahan makanan atau sembako sejak 26 Desember 2015 yang lalu untuk menyuplai bahan makanan. Sementara stok bahan makanan sudah habis.
Sementara kata Camat di Pulau Miangas, Steven Edwin Maarisit yang di hubungi melalui handpon Rabu (27/1) sore, stok bahan makanan berupa sembako warga sudah habis dan tinggal bertahan hidup memakan hasil kebun warga berupa umbi-umbian dan stock bahan pangan mereka tinggal minggu ini akan habis karena hanya KN Sabuk NuKelura yang membawa sembako ke Miangas pada 26 Desember 2015 lalu dengan stock yang sedikit.
Setelah itu, kata Camat, tidak ada lagi pelayaran armada perintis masuk ke sana untuk membawa sembako. Miangas terisolir akibat kondisi itu, mengakibatkan ketiadaan suplai bahan makanan.
“Tinggal ubi talas yang namanya disini laluja dan tinggal minggu ini stock bahan pangan milik warga akan habis,” ujar Camat di Pulau Miangas , Steven Edwin Maarisit.
Diketahui, Miangas termasuk salah satu pulau terpencil di Sulut. Dibanding daerah induknya Talaud, jarak pulau ini lebih dekat dengan Filipina-hanya sekitar 4 jam menggunakan speedboat. Sementara ke Melonguane ibukota Kabupaten Talaud membutuhkan waktu 6 jam perjalanan laut. Daerah itu dihuni 255 Kepala Keluarga atau 764 jiwa.
Sementara Kepala, Dinas Perhubungan dan Komunikasi informatika (Dishubkominfo) Sulut, Joy Oroh, beralasan situasi itu terjadi karena ada pengalihan operasi kapal-kapal perintis ke PT Pelni. Dan saat ini Perpresnya baru keluar sementara untuk Kapal perintis baru di berangkatkan ke pulau miangas dan di perkirakan hari sabtu minggu ini baru akan tiba di pulau tersebut. (**)











