Manado, detiKawanua.com – Sebulan diresmikan, Jembatan Soekarno yang merupakan jembatan terpanjang di Wilayah Indonesia Timur ini, belum juga berfungsi sebagai jalur alternatif untuk mengatasi kepadatan arus lalu lintas di Kota Manado, Sulawesi Utara.
Meski begitu, jembatan yang memakan waktu pembangunan selama 12 tahun ini, selalu ramai dengan aktifitas warga dari pagi hingga malam hari. Yang sekadar ‘cuci mata’ dengan melihat pesona teluk Manado, yang berfoto selfie, yang duduk sambil makan di jembatan, dan yang memanfaatkannya sebagai lokasi untuk pacaran bagi muda-mudi. Bahkan yang lebih parah adalah, jadi tempat pesta minuman keras (miras).
Seperti kesaksian Andi Sumaila, warga Calaca, Manado, “Banyak yang pacaran disini, nah kalau sudah jam 9 malam keatas, banyak anak-anak muda pesta miras. Mungkin mereka lebih suka memilih tempat ini, tepatnya di emperan Jembatan Soekarno. Karena saat malam hari sangat gelap, tak ada lampu lampu jalan atau penerangan lainnya yang terpasang,” tuturnya, Sabtu malam pekan lalu.
Jembatan sepanjang 1.127 meter, yang diresmikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Puan Maharani, bersama Menteri Pekerjaan Umum (PU), Basuki Hadi Muljona ini, dinilai perlu mendapat perhatian pemerintah. Sebab proyek jembatan yang merupakan bagian dari proyek MOOR (Manado Outer Ring Road) ini, menelan biaya dari APBN terbilang besar yakni mencapai Rp. 300,35 Milyar.
“Entah kapan, pemerintah mau fungsikan jembatan Soekarno sebagaimana mestinya, sebab sekarang hanya jadi tempat maksiat. Jika sang empunya nama jembatan ini masih hidup, pasti beliau merasa dilecehkan,” sindir Umar Maliki, Tokoh Agama Islam di Manado.
Sikap prihatin juga datang dari Anggota Komisi A DPRD Manado, Bambang Hermawan. Pasalnya, jembatan yang menghubungkan antara wilayah Selatan Manado dan wilayah Utara Manado ini, hanya terkesan dibiarkan tanpa dilengkapi penerangan yang memadai.
“Heran saya, lampu penerangan kok tidak berfungsi. Padahal sudah sebulan jembatan Soekarno ini diresmikan. Ini mereka lupa atau pura-pura lupa,” kesal politisi PAN ini.
“Sebelum diresmikan, lampunya sudah kami pasang kok. Kami akan cek lagi kondisi penerangan di jembatan. Sebab kalau masyarakat mengeluh lampu jalannya tidak ada, bisa jadi lampunya sudah banyak yang dicuri,” sergah Kenap. (Rafsan Damopolii)