Manado, detiKawanua.com – Setibanya di Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi, Kota Manado, pukul 11.40 Wita, Kamis (04/07) siang tadi, Presiden RI Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan para rombongan menteri, langsung disambut Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Ketua TP PKK Sulut, Rita Maya Tamuntuan Dondokambey, Wakil Gubernur Steven Kandouw, Wakil Ketua TP PKK Sulut, Kartika Devi Kandouw Tanos, bersama Pangdam XIII Merdeka Mayjen TNI. Tiopan Aritonang, Kapolda Sulut IrjenPol. R Sigid Tri Hardjanto dan Danrem 131/Santaiago Brigjen TNI. Robert Giri beserta jajaran Forkopimda Sulut, Pejabat TNI Polri dan jajarannya.
Kedatangan RI1 tersebut diketahui terkait sejumlah agenda yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata.
Pantauan media, dimulai dari meninjau lokasi perluasan Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado, Presiden Jokowi bersama rombongan siang itu melakukan pengecekan dan mendengarkan presentase dari pihak Angkasa Pura. Yang setelah itu, Presiden dan rombongan langsung menuju lokasi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Pulisan di Likupang Kabupaten Minahasa Utara.
Untuk memajukan pariwisata dan perekonomian daerah memerlukan kesinambungan dan kerja sama seluruh pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun swasta. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat bersama Ibu Negara Iriana Joko Widowo didampingi Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Staf Khusus Presiden Johan Budi, saat meninjau rencana pengembangan kawasan pariwisata yang terletak di KEK
“Kita ini turisnya yang mau ke sini itu banyak dan akan (semakin) banyak kalau kita siap. Oleh sebab itu, perlu kerja yang terintegrasi antara pemerintah daerah baik kota, provinsi, kabupaten, dan pusat. Harus sambung semua,” ujarnya.
Dalam hal pengajuan wilayah untuk KEK Tanjung Pulisan yang hari ini disambangi Presiden misalnya, banyak persoalan dan pengambilan kebijakan yang membutuhkan koordinasi antara berbagai pihak untuk dapat segera diselesaikan. Maka itu, dalam kunjungannya kali ini, Presiden hendak memastikan bahwa semua kendala yang ada dapat segera teratasi.
“Ini mau kita selesaikan biar investasi itu langsung datang. Kalau enggak rampung-rampung, payung hukumnya enggak selesai-selesai, ya enggak akan mulai-mulai,” tuturnya.
Pemerintah pusat sendiri memberikan dukungan penuh dan investasi berupa pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata di Sulawesi Utara. Beberapa di antaranya ialah perluasan terminal bandara Sam Ratulangi di Manado, pelebaran jalan menuju lokasi wisata, dan pembangunan jalan tol yang akan memudahkan wisatawan menuju lokasi.
Presiden juga mengingatkan, seiring dengan peningkatan wisatawan yang datang ke Sulawesi Utara dan KEK Tanjung Pulisan nantinya, maka provinsi tersebut memerlukan ketersediaan sarana akomodasi yang mampu menampung arus wisatawan yang bertambah.
“Di Sulawesi Utara butuh tambahan hotel banyak sekali. Yang menyampaikan itu maskapai dan biro perjalanan. Banyak sekali yang ingin datang ke sini. Tapi di sini ada yang sudah siap, ada yang belum siap. Ini pemerintah pusat ingin mem- _backup_ hal-hal yang belum siap tadi,” ucapnya.
Di sisi lain, untuk mendukung upaya pemerintah tersebut, Kepala Negara juga menyampaikan bahwa pihaknya memerlukan partisipasi dari masyarakat. Masyarakat disebutnya memainkan peranan penting dalam penciptaan budaya dan kebiasaan yang ramah terhadap wisatawan sehingga para pendatang merasa nyaman untuk berwisata di tempat itu.
“Yang berkaitan dengan budaya. Budaya bersih, budaya senyum, budaya melayani, dan tentu saja yang berkaitan dengan misalnya hal-hal yang kecil seperti urusan restoran dan kebersihan toiletnya. Ini tidak mudah. Ini pekerjaan besar,” ujar Presiden.
Dirinya juga meminta kepada pemerintah daerah, bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata, untuk merencanakan atraksi wisata yang rutin sehingga Sulawesi Utara memiliki agenda wisata yang terjadwal dan layak untuk dikunjungi wisatawan mancanegara.
“Pemerintah daerah dan Kementerian Pariwisata membuat _annual event_ yang pasti. Jadi orang ke sini itu ada terus yang ditonton. Minimal setiap minggu itu harus ada. Sabtu-Minggu ada tontonan. Di sini kan banyak tontonan budaya entah di Manado atau KEK-nya,” tandasnya.
Diketahui, Provinsi Sulut dinobatkan sebagai “The Rising Star” dalam sektor pariwisata Indonesia karena mampu mendorong pertumbuhan kinerja pariwisata hingga 600 persen dalam empat tahun terakhir.
Untuk jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Sulut sendiri, utamanya ke Manado dan Bitung pada 2015 sebanyak 20 ribu, lalu tahun 2016 meningkat menjadi 40 ribu atau dua kali lipat. Selanjutnya pada 2017 sebanyak 80 ribu, dan tahun 2018 meningkat menjadi 120 ribu.
Dalam 4 tahun kunjungan wisman ke Sulut meningkat 6 kali lipat. Begitu juga pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) dari sekitar 2 juta menjadi 4 juta atau dua kali lipat, 200 persen, padahal di daerah lain hanya sekitar 5 sampai 10 persen.
(IsJo/Bey Machmudin)