Foto Udara Kotamobagu
Kotamobagu,
detiKawanua.com
– Upaya maksimal yang dilakukan Pemerintah dan masyarakat Kota Kotamobagu untuk
kembali merebut piala adipura tahun 2015 dipastikan gagal. Kepastian tersebut,
terungkap lewat undangan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor
UN.2964/PSLB3-PS/2015 tentang penyerahan sertifikat adipura, Senin (23/11),
pekan depan di Jakarta, yang ditujukan bagi seluruh Kepala Daerah se-Indonesia.
detiKawanua.com
– Upaya maksimal yang dilakukan Pemerintah dan masyarakat Kota Kotamobagu untuk
kembali merebut piala adipura tahun 2015 dipastikan gagal. Kepastian tersebut,
terungkap lewat undangan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor
UN.2964/PSLB3-PS/2015 tentang penyerahan sertifikat adipura, Senin (23/11),
pekan depan di Jakarta, yang ditujukan bagi seluruh Kepala Daerah se-Indonesia.
“Ini baru
sebatas pemberitahuan, undangan resminya nanti pada hari Minggu,” kilah Kepala
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Kotamobagu, Mul’Alif Podotulo, saat dikonfirmasi
perihal undangan yang diterima Pemkot Kotamobagu, Jum’at (22/11), kemarin.
sebatas pemberitahuan, undangan resminya nanti pada hari Minggu,” kilah Kepala
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Kotamobagu, Mul’Alif Podotulo, saat dikonfirmasi
perihal undangan yang diterima Pemkot Kotamobagu, Jum’at (22/11), kemarin.
Lebih lanjut,
Podotulo pun berdalih, banyaknya kontestan yang mengikuti kompetisi merebut
piala adipura sebagai salah satu faktor penyebab gagalnya Kotamobagu meraih
piala yang didamba oleh semua daerah sebagai bentuk penghargaan atas kota
dengan lingkungan terbersih. “Kompetitor makin banyak, terutama untuk kategori
kota kecil, sehingga otomatis, peluang juga menjadi semakin kecil. Akan tetapi,
sertifikat adipura yang kita dapat juga sudah cukup, sebab tidak semua daerah
yang mendapatkannya,” dalihnya.
Podotulo pun berdalih, banyaknya kontestan yang mengikuti kompetisi merebut
piala adipura sebagai salah satu faktor penyebab gagalnya Kotamobagu meraih
piala yang didamba oleh semua daerah sebagai bentuk penghargaan atas kota
dengan lingkungan terbersih. “Kompetitor makin banyak, terutama untuk kategori
kota kecil, sehingga otomatis, peluang juga menjadi semakin kecil. Akan tetapi,
sertifikat adipura yang kita dapat juga sudah cukup, sebab tidak semua daerah
yang mendapatkannya,” dalihnya.
Meski mengatakan
akan melakukan sejumlah pembenahan untuk kompetisi tahun mendatang, namun dirinya
enggan membeber aspek apa saja yang menjadi kekurangan Kotamobagu, sehingga
perlu untuk dibenahi. “Nilai passing grade terbesar untuk TPA adalah 75, dan 74
untuk RTH. Angka yang kita raih berada di bawah ketentuan. Namun demikian, ini
bukan bentuk kegagalan, hanya belum berhasil saja. Nanti untuk tahun-tahun
mendatang, akan kita benahi sejumlah aspek yang menjadi kekurangan,” pungkas
Podotulo. (Ilman Ariyan)
akan melakukan sejumlah pembenahan untuk kompetisi tahun mendatang, namun dirinya
enggan membeber aspek apa saja yang menjadi kekurangan Kotamobagu, sehingga
perlu untuk dibenahi. “Nilai passing grade terbesar untuk TPA adalah 75, dan 74
untuk RTH. Angka yang kita raih berada di bawah ketentuan. Namun demikian, ini
bukan bentuk kegagalan, hanya belum berhasil saja. Nanti untuk tahun-tahun
mendatang, akan kita benahi sejumlah aspek yang menjadi kekurangan,” pungkas
Podotulo. (Ilman Ariyan)