Manado, detiKawanua.com – “Saya lahir dibesarkan dan bersekolah di Sulawesi Utara (Sulut), Saya sangat memahami kondisi dan situasi di daerah ini. Karena itu bagi kami memimpin bukan untuk dilayani, tapi untuk melayani rakyat Sulut,” tegas Gubernur Sulut Olly Dondokambey dalam sambutannya di acara pisah sambut Gubernur Sulut dari Penjabat Gubernur Sulut DR. Soni Sumarsono kepada dirinya, di GKIC Manado Senin (15/02) kemarin.
Kata Olliy, mereka akan melakukan berbagai upaya untuk menjadikan Sulut sebagai daerah yang sejahtera dan makmur, berdasarkan prinsip-prisip Tri Sakti Bungkarno yaitu berdulat dalam politik, berdikari dalan ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya.

Ketua DPD PDIP Sulut yang di damping Wagub Sulut Drs Steven Kandouw, menjalaskan, mereka mendasarkan semua itu dengan upaya kerja keras selama lima tahun kedepan yang bertumpuh pada tiga pendekatan strategis, pertama pengembangan SDM (Humas Capital Development) yang menjadi factor penentu majunya Provinsi Sulut, kedua peningkatan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dengan pemerintah pusat, ketiga pemeliharaan dan pemanfaatan potensi SDA agar optimal dan berkelanjutan.

Sebelumnya, Dirjen Otda Kemendagri RI yang juga mantan Pj. Gubernur Sulut mengatakan, dalam pelaksanaan fungsi pemerintahan, sejak resmi bertugas hingga akhir masa jabatan tercatat sebanyak 1.220 surat masuk, 195 surat telah ditandatangani, yang diantaranya terdapat produk hukum Pergub No.3 tahun 2015 Tentang APBD Provinsi Sulut TA 2016 yang titetapkan Tanggal 31 desember 2015 lalu.
lanjutkan dikatanyan, hal ini guna mengoptimalkan potensi daerah khususnya disektor pariwisata, membangun iklim investasi yang kondusif dan mendukung eksistensi sulut sebagai daerah penyelenggaran tujuan MICE, maka digagas program Visit North Sulawesi dengan Tagline “Mari Jo Ka manado” yang implementasinya dilapangan telah dilaksanakan melalui berbagai upaya strategis diantaranya mempersiapkan sektor pariwisata didaerah agar lebih baik dan melakukan pembenahan disemua destinasi wisata utamanya wisata bahari, kuliner, religius, maupun objek wisata lainnya, serta menggalang kerjasama dengan berbagai pihak diantaranya menggaet pihak PT Pos Indonesia untuk mencetak perangko dan kartu pos wisata seri Mari Jo Ka Manado.

Sumarsono menyebutkan, dalam menjaga momentum pembangunan digagas pula beberapa gerakan lainnya yang saling menunjang diantaranya gerakan sulut menenam (GSM) yang ditujukan untuk memulihkan ekosistem yang mengalami kerusakan dan penurunan daya dukung akibat kemarau panjang dan kekeringan yang melanda sulut serta untuk mempercepat tercapainya swasembada pangan berkelanjutan di Sulut. Gerakan bersih kuala (GeBeKa) yang ditujukan untuk mengembalikan fungsi aliran sungai. Gerakan sulut berkarya (GSK) yang ditujukan untuk meningkatkan produktifitas masyarakat sulut, dan menyediakan kesempatan kerja khususnya dalam menatap era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
“Tak ada Gading yang tak retak” saya pun menyadari akan segala keterbatasan saya, dan apa yang saya lakukan masih jauh dari sempurnah,” tuturnay diakhri sambutan.












