Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE dan Ketua TP PKK Sulut Ir Rita Dondokambey-Tamuntuan, bersama Wakil Gubernur Drs Steven OE Kandouw dan Wakil Ketua TP PKK Sulut dr Kartika Kandouw-Tanos MARS.(Foto: ist)
Manado, detiKawanua.com -Berlangsung di tengah pandemi Covid-19, rangkaian kegiatan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 tahun, sangatlah berbeda dan tidak biasa. Kegiatannya dilaksanakan secara sederhana, dan virtual, dengan menggunakan protokol Covid-19 sehingga menjadi terbatas.
Tapi dengan adanya pembatasan tersebut, bukan berarti spirit juang kita dibatasi, melainkan semakin berkobar dalam berkarya, mengisi kisi-kisi pembangunan Bangsa Indonesia dan menjaga bumi nyiur melambai untuk tetap berkibar menjadikan Sulut Hebat yang dimotori oleh Gubernur Olly Dondokambey SE dan Wagub Drs Steven OE Kandouw.
Peserta upacara menerapkan protokol kesehatan dengan pakai masker dan menjaga jarak.(Foto: ist)
Gubernur Olly saat diwawancara wartawan berharap, tahun 2021 nanti, Indonesia dan Sulut khususnya, sudah terbebas dari ancaman Covid-19. “Mari kita sama-sama berdoa agar HUT Kemerdekaan RI tahun depan, sudah tidak ada lagi Virus Corona. Karena itu, saya mengajak semua elemen masyarakat Sulut untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan, seperti pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan,” kata Gubernur usai memimpin upacara pengibaran bendera merah putih, di halaman kantor gubernur.
Pengibaran bendera merah putih oleh anggota Paskibraka Sulut.(Foto: ist)
Upacara penaikan bendera merah putih yang biasanya dihadiri oleh ratusan peserta, mulai dari pasukan TNI dan Polri, ASN, hingga kelompok pelajar, kini hanya dibatasi dengan beberapa personel saja sebagai perwakilan, dalam barisan dengan tetap menjaga jarak.
Ritual pengibaran bendera, hanya dilakukan oleh tiga anggota Paskibraka, yang diseleksi dari para anggota Paskibraka tahun 2019 lalu. Dalam melaksanakan tugas, putra-putri pilihan ini harus mengenakan masker dan menjaga jarak. Meski begitu, tidak mengurangi kekhidmatan dalam pengibaran bendera merah putih. Bahkan protokol kesehatan sudah diterapkan kepada para Paskibraka yang jumlahnya sebanyak 10 orang saja. Setelah diseleksi, ke-10 anggota Paskibraka ini dikarantina, dimana sebelumnya mereka harus menjalani tes rapid, dan swab test.
Jajaran Forkopimda Provinsi Sulut mengikuti upacara.(Foto: ist)
Selanjutnya, kehadiran para tamu dan undangan juga diminimalisir, dan dibatasi hanya pejabat eselon dua. Padahal tahun-tahun sebelumnya, para pejabat eselon tiga pun harus hadir.
Tak heran, parkiran kendaraan di kantor gubernur yang terletak di Jl. 17 Agustus, Manado, yang biasanya mengular hingga di jalan sekitarnya, kini sepi dari kendaraan. Adalun peringatan detik-detik kemerdekaan dilaksanakan terpisah dengan upacara penaikan bendera.
Usai upacara penaikan bendera, Gubernur, Wagub, Sekprov Edwin Silangen, Ketua TP PKK Provinsi Ir Rita Dondokambey-Tamuntuan, Wakil Ketua TP PKK Provinsi Sulut dr Kartika Devi Kandouw-Tanos MARS, jajaran Forkopimda berpindah tempat ke rumah dinas gubernur di Bumi Beringin, Manado, untuk mengikuti peringatan detik-detik proklamasi secara virtual, dipimpin Presiden RI Ir Joko Widodo dari Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey dengan pakaian adat Minahasa mengikuti Peringatan Detik Proklamasi dipimpin Presiden RI Joko Widodo dari Istana Merdeka, Jakarta Pusat.(Foto: ist)
Sama seperti Presiden Joko Widodo yang mengenakan pakaian adat dari Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Wapres Amin Ma’ruf dengan balutan baju adat Melayu, Gubernur Olly pun mengenakan pakaian adat Minahasa. Warga yang sedang melaksanakan aktivitas turut mengikuti peringatan detik-detik proklamasi dari layar televisi maupun radio, juga menghentikan aktivitasnya untuk mengheningkan cipta.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey menyerahkan bantuan bagi LVRI, yang diserahkan secara simbolis.(Foto: ist)
Selanjutnya, Ketua Panitia HUT Kemerdekaan RI ke-75 dan HUT ke-56 Provinsi Sulut Asisten III Bidang Administrasi Umum Aseano Gamy Kawatu SE MSi, dan Sekretaris Panitia, Kepala Biro Umum Setprov Clay Dondokambey SSTP MAP, menjelaskan, dengan pertimbangan protokol kesehatan, maka acara silaturahmi Gubernur dan Wagub dengan para anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), pun dibatasi hanya menghadirkan perwakilan.
Wagub Sulut Drs Steven OE Kandouw menyerahkan remisi HUT ke-75 Kemerdekaan RI di Rumah Dinas Gubernuran Bumi Beringin, Senin 17 Agustus 2020.(Foto: hbm)
Begitu juga acara penyerahan remisi, yang biasanya dilaksanakan pagi hari di Lapas, kini dialihkan di rumah dinas gubernur di Bumi Beringin, Manado, hanya dihadiri pejabat teras Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Sulut, dipimpin Kakanwil, serta penyerahannya secara simbolis oleh Wakil Gubernur Drs Steven OE Kandouw, kepada dua orang napi sebagai perwakilan. Pelaksanaannya dilakukan siang hari, bersamaan dengan penyerahan remisi di daerah-daerah lain di Indonesia, yang secara virtual disaksikan oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.
Upacara penurunan bendera pun berjalan lancar, tanpa hambatan yang berarti. Hanya waktu pelaksanaannya saja yang dimajukan satu jam, yakni pukul 17.00, tidak seperti biasanya yang digelar pukul 18.00. Pasalnya, usai penurunan bendera tingkat provinsi, Gubernur, Wagub, Sekprov Edwin Silangen, unsur Forkopimda dan undangan lainnya, harus mengikuti upacara penurunan bendera merah-putih secara virtual dari Istana Merdeka, Jakarta, yang dipimpin Presiden’Joko Widodo.
Gubernur Olly Dondokambey kembali menjadi Irup pada upacara penurunan bendera, di halaman kantor gubernur Sulut, Senin 17 Agustus 2020, sore.(Foto: ist)
Penurunan bendera secara virtual yang diikuti Gubernur, Wagub, Sekprov, dan jajaran Forkopimda tingkat provinsi adalah akhir dari rangkaian kegiatan memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-75 tahun. Malam harinya, tidak ada gelaran malam resepsi dan toast kenegaraan seperti tahun-tahun sebelumnya. Panitia pelaksana pun bersama seluruh tim, menggelar doa bersama untuk mensyukuri terlaksananya seluruh rangkaian kegiatan dengan sukses dan berjalan lancar, meski dengan keterbatasan akibat pandemi Covid-19.
Diketahui yang bertugas sebagai komandan upacara penaikan bendera yakni Letkol Inf. Slamet Raharjo dan komandan pada penurunan bendera
Letkol Laut (PM) Damianus Denny Nixon Ogi.
(Advetorial Dinas Kominfo, Persandian dan Statistik Daerah Sulut)