Penutupan jalan yang dilakukan oleh warga.
Boltim, detiKawanua.com – Puluhan warga Tobongon, Kecamatan Modayag Induk, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) menggelar aksi protes dan memblokir akses jalan proyek masuk arah perkebunan Pelangi.
Menurut Kordinator Lapangan (Korlap) Abe Timbuleng, yang juga sebagai BPD Desa Tobongon, aksi protes ini dilakukan karena tidak menerima pembangunan jalan proyek perkebunan Pelangi-Tobongon dengan angaran sebesar Rp 700 juta rupiah.
“Kami atas nama masyarakat, tidak terima adanya pembangunan jalan Pelangi-Tobongon. Sebab ini tidak sesuai permintaan warga,” jelas Ketua BPD Tobongon Abe Timbuleng kepada sejumlah awak media, Kamis (01/08) kemarin.
Dirinya juga mengungkapkan, ini tidak sesuai permintaan warga waktu musyawarah rencana desa (Musrenbangdes), yang diminta pembangunan jalan Inde’ Dou, bukan jalan Pelangi-Tobongon. Makanya masyarakat tidak terima.
Selama aksi berjalan, katanya, kami memaksa menutup proyek jalan. Sebab, saling klaim, suasana bersitegang terjadi antara kedua kubu ini, pihak masyarakat dan pihak ketiga (kontraktor), tidak terima.
“Kami langsung palang jalan dan menutup aktivitas di lokasi itu. Disitu sempat bersitegang, karena pihak ketiga tidak menerima palang jalan. Protes kami ini, intinya masyarakat menolak pembangunan jalan di Pelangi-Tobongon, karena tidak sesuai dengan harapan dan permintaan waktu musyawarah. Kami tidak akan berhenti di sini, aksi ini akan kami lanjutkan sampai ada kejelasanya,” tegas, Abe.
Terpisah Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Pemukimaan dan Perumahan Rakyat (PUPR) Boltim Sahrul Abdul Muis mengatakan, pekerjaan sementara dilaksanakan oleh pihak ketiga. “Kami melaksanakan pekerjaan sesuai dengan usulan masyarakat pada musyarawah desa tahun 2018,” terang Muis.
Dirinya juga menuturkan, bahwa terinformasi mereka mau minta pindah pekerjaan tersebut Saya sudah cek Kepala desa (Sangadi-red), tadi tetapi beliau tidak berada di rumahnya.
“Besok (hari ini, red) saya akan utus Kabid Bina Marga langsung ke lokasi pekerjaan, untuk mengecek apa permasalahannya. Dan kita akan bicarakan seera musyawarahkan kembali,” kata Dia.
Pekerjaan tersebut meneruskan proyek pembukaan jalan yang sudah ada, sepanjang 8 Km waktu lalu. Kondisinya sudah tertutup karena adanya longsor, maka Dinas PU membersihkannya.
“Sbenarnya pembangunan jalan perkebunan dilakukan untuk membantu petani, dalam meningkatkan produksi pertanian. Namun jika ke depan masyarakat tidak mau, maka kami siap akan pindahkan,” ujar Muis kemarin, kepada sejumlah awak media.
(Fidh)











