“Kita sudah pantau dan ambil sample di 3 titik, yakni Sungai Buyat, air baku Kotabunan, dan Sungai Paret. Sampelnya kita bawa ke Laboratorium Water Lap Nusantaran (WLN) di Manado,” papar Sjukri kepada detiKawanua.com saat disambagi di ruang kerjanya, Selasa (16/07).
Untuk Sungai Paret, katanya, kita dapati hanya bakteri ekoli yang melampaui ambang batas. Selama ini kita temui hanya baku mutu air dangan bakteri koliform serta kekeruhan air seperti Sungai Paret.
“Hari ini, kita rencanakan turun pemantauan bersama tim DLH Boltim, di PDAM Kotabuan. Kita akan ambil 1 titik mata air, dan 4 titik air kran di rumah warga. Sejauh ini tidak ada indikasi pencemaran lingkungan di sungai maupun di danau. Juga tidak ada pencemaran limbah, namun kita perlu atur sesuai prosedur,” ungkap Sjukri didampingi Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan Persampahan Pengendalian Limbah B3 dan Pencemaran Lingkungan DLH Boltim, Reza Pahlevi Ani, siang tadi.