Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

puncak HAD 2019, Kementerian PUPR Bersama Pemprov Sulut Sinergi Kelestarian Air

×

puncak HAD 2019, Kementerian PUPR Bersama Pemprov Sulut Sinergi Kelestarian Air

Sebarkan artikel ini

Manado, detiKawanua.com — Kasie Operasi dan Pemeliharaan Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) I, Ir Herry Talumepa mewakili Kepala BWSS I Ir Mohamad Silahudin saat membacakan sambutan Menteri PUPR RI (Basuki Hadimuljono) pada kegiatan puncak Hari Air Dunia (HAD) di Tingkat Provinsi Sulut pada Jumat (22/03) yang berlokasi didua titik yakni, Sungai Malalayang di Bahu dan Muara Sungai Sario mengatakan bahwa, saat ini dunia dihadapkan dengan berbagai permasalahan air. Yakni lebih dari 2 milyar atau 40% penduduk dunia hidup tanpa air bersih. Di sisi lain, pertumbuhan populasi penduduk yang sangat cepat menyebabkan kebutuhan akan air bertambah hingga 30% pada tahun 2050.

“Kelompok marjinal, pengungsi, masyarakat adat, dan penyandang disabilitas seringkali terabaikan dan terdiskriminasi dalam mendapatkan akses air bersih yang mereka butuhkan,” terang Talumepa.

Lanjut ia bahwa penduduk di beberapa kawasan juga terpaksa menggunakan air dari sumber yang tidak aman. Seperti air permukaan, kolam, dan sungai yang tercemar.

“Faktor-faktor seperti urbanisasi, degradasi lingkungan, perubahan iklim, dan kemiskinan juga mengakibatkan kesulitan dalam mengakses air bersih,” ujarnya.

Menurutnya juga khusus di Indonesia, pemerataan penyediaan air bersih diseluruh wilayah juga menjadi salah satu tantangan dalam pengelolaan sumber daya air yang terpadu dan berkelanjutan.  Untuk itu menjawab tantangan tersebut, oleh Kementerian PUPR telah menetapkan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) sebagai dasar penyusunan program pembangunan infrastruktur yang terpadu dengan pengembangan wilayah untuk pemerataan distribusi air agar semua penduduk Indonesia mendapatkan air bersih tanpa terkecuali. Berkaitan dengan peringatan HAD 2019 yang berhubungan dengan agenda pokok Sustainable Development Goals tahun 2030, yaitu SDG 6 “Ensure availability and sustainable management of water and sanitationfor all”, termasuk memastikan ketersediaan dan pengaturan berkelanjutan untuk air bagi semua pada tahun 2030. 

“Sebagai sumber kehidupan, air mempunyai fungsi strategis baik untuk rumah tangga, industri, maupun pertanian, sehingga kuantitas dan kualitas air perlu dijaga,” jelas Talumepa.

Sementara Gubernur Sulut Olly Dondokambey melalui sambutan  Kadis Lingkungan Hidup Ir Marly Gumalag mengatakan perlu komitmen bersama untuk menjaga lingkungan, khususnya sumber air. Sebab, kerusakan lingkungan makin mengkhawatirkan karena kurang sadarnya warga.

“Harus terus dibangun kesadaran masyarakat agar kelestarian lingkungan dan sumber air terjaga dengan baik, sehingga dapat diwariskan pada generasi yang akan dating,” terangn Gumalag.

Turut hadir pada kegiatan itu sungai itu jajaran BWSS 1 Sulut, jajaran Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulut, mahasiswa Unsrat, Sekolah Kuala Manado, Komunitas Peduli Sungai, perwakilan Pemkot Manado, serta masyarakat Bahu.

(IsJo/tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *