Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

Kondisi PRPM Memprihatinkan

×

Kondisi PRPM Memprihatinkan

Sebarkan artikel ini
Tahuna, detikawanua.com – Pusat Restorasi Pengelolaan Mangrove (PRPM) adalah salah satu objek wisata lingkungan hidup yang menjadi kebangaan wisatawan dalam maupun luar negri. Fasilitas yang dibangun dengan pagu anggaran miliaran tersebut saat ini terlihat semarawut dengan kondisi rusak dan terkesan “dibiarkan”. Akibat dari kesemarawutan itu, sangat membahayakan bagi keselamatan pengunjung. menurut penjaga pos (red) pintu masuk ke panggung Mangrove ditutup.
Sangat memprihatinkan ini juga diakui oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (Din-KP) kabupaten kepulauan Sangihe, Ernist Unas, saat ditemui wartawan selasa (19/3/2019).
Dia mengatakan bahwa, kondisi fasilitas pada PRPM tersebut sudah mengalami kerusakan. Menurutnya, hal ini membutuhkan perawatan lebih lanjut agar tidak rusak total atau diterlantarkan begitu saja.
“PRPM ini masih dikelola oleh Pemkab kepulauan Sangihe, dan ditangani melalui kelompok lingkungan hidup. Selain sebagai salah satu tempat pariwisata, juga dijadikan lokasi restorasi mangrove,” kata Unas
Dijelaskannya, kalau kawasan PRPM tersebut merupakan kawasan hutan dalam kota, tentunya menjadi salah satu objek yang bernilai dan membantu kondisi lingkungan hidup termasuk tata ruang wilayah untuk selalu dijaga kelestarian alamnya.
“Sangat diharapkan, agar proses perbaikan fasilitas-fasilitas yang rusak ini dapat segera dilakukan. Sehingga lokasi PRPM ini dapat menjamin keselamatan para pengunjung setempat,” tambahnya.
Semtara itu menurut  Kepala Dinas Lingkunga Hidup  (DLH) CH. Hangau, ditemui awak media (21/3/2019) mengatakan, kalau pihaknya hanya berbicara dari sisi kerusakan lingkungan hidup, bukan berbicara pembangunan sarana itu  . Kalau sudah berbicara sarana (Fasilitas Mangrove) itu mungkin melibatkan pihak lainya seperti dinas teknis (PUPR).
“Memang DLH mempunyai tupoksi pada kawasan itu, tetapi hanya dari sudut pandang upaya-upaya konservasi Mangrove. Sehingga  meskipun pada perencanaan pihaknya tetap berhati-hati termasuk tatap berkoordinasi dengan dinas terkait seperti dinas PUPR, DKP juga Pariwisata” kata Hangau.
Dirinya berharap, masalah sarana ini secepatnya terencana karena Mangrove ini salah satu hutan wisata di pusat kota Tahuna kabupaten kepulauan Sangihe. Karena, kata Hangau,  pusat kota ada hutan  Mangrove di Indonesia hanya empat salah satunya di kota Tahuna ini. Jika PRPM ini dikelolah dengan baik akan menjadi sasaran pengembangan parawisata dan memberikan subangsi peningkatan APBD pemkab kepulauan Sangihe. (js)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *