Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

Sulut Bertambah 500 KW Listrik PLTP Binary Cycle Dari Pemerintah Jerman

×

Sulut Bertambah 500 KW Listrik PLTP Binary Cycle Dari Pemerintah Jerman

Sebarkan artikel ini



Tomohon, detiKawanua.com – Bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle 500 KW dari Pemerintah Jerman ke Indonesia yang beroperasi di Lahendong-Tomohon, pada Senin (21/01) pagi tadi telah diserahkan oleh Duta Besar (Dubes) Jerman untuk Indonesia, Peter Schoof ke Pemrintah Indonesia melalui Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek) RI, M. Nasir dan disaksikan langsung Gubernur Sulut, Olly Dondokambey.

Bantuan yang dimerupakan lobi Pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo itu pun oleh Gubernur Olly mengungkapkan rasa terima kasih dan apresiasi.

“Kami mengucapkan terima kasih atas apa yang sudah dikerjakan oleh Pemerintah Jerman dan Pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Pak Jokowi atas seluruh yang kita terima saat ini karena bantuan ini juga sangat tepat dengan potensi geotermal di Sulut sangat besar sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik.

“Geotermal menjadi salah satu opsi untuk memenuhi kebutuhan listrik dan ini sangat menjanjikan untuk kelangsungan jaringan listrik di Sulawesi Utara, dimana saat ini 40 persen pembangkit tenaga listrik Sulut sudah menggunakan geotermal. Ada sekitar 120 megawatt lebih kita menggunakan geotermal,” terang gubernur sembari berharap kerjasama antara Pemerintah Jerman dan Indoneaia dapat terus terjalin demi kemajuan pembangunan.

“Harapan kami, pemerintah Jerman terus bekerjasama dengan Kemenristekdikti dan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) terkait penggunaan teknologi geotermal yang terbaik di sini, sehingga masyarakat bisa merasakannya,” ucap Olly.

Untuk diketahui, serah terima aset tersebut merupakan bagian dari serangkaian perjanjian antara Kemenristekdikti dengan Kementerian Pendidikan dan Penelitian Federal Jerman (BMBF) yang ditandatangani April 2010 di Denpasar, Bali serta perjanjian pelaksanaan pengembangan energi panas bumi berkelanjutan di Indonesia antara GFZ dan BPPT yang ditandatangani Juni 2010.

Sebelumnya juga Menristek Dikti RI, M. Nasir mengatakan pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan hingga mencapai 23 persen tahun 2025. Sampai tahun ini porsi penggunaan energi terbarukan di Indonesia baru berkisar delapan persen hingga sembilan persen.

“Dari geotermal sendiri baru berkontribusi empat persen dari sembilan persen renewable energy. Jadi potensinya masih sangat tinggi,” ujar Nasir.

Dimana dirinya menargetkan penggunaan energi terbarukan 23 persen pada tahun 2025 nanti itu merupakan salah satunya yang bisa dicapai melalui pengembangan energi panas bumi atau geotermal.

“Dikarenakan Indonesia memiliki potensi panas bumi yang bisa diolah menjadi listrik dengan kapasitas 28 ribu MW hingga 29 ribu MW,” terang Menristek Dikti.

Adapun pertemuan ini turut dihadiri para Pejabat Pemprov Sulut dan jajaran Pertamina.

(IsJo/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *