Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

Pemda Talaud Cari Investor, Tampoli : Tahun 2018 Ini Kita Fokus Pada Serat Abaka

×

Pemda Talaud Cari Investor, Tampoli : Tahun 2018 Ini Kita Fokus Pada Serat Abaka

Sebarkan artikel ini
Kepala DPM-PTSO Talaud, Drs. Alexander Tampoli.
Talaud, detiKawanua.com – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud saat ini tengah fokus menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya di Talaud.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( DPM-PTSP),  Drs Alexander Tampoli  mengatakan, di tahun 2018 pihaknya lebih memprioritaskan satu sektor untuk menggaet investor, yakni di bidang pertanian dan industri  kecil pengolahan serat pisang abaka yang diketahui merupakan salah satu komoditi unggulan daerah. Berbagai kajian yang nantinya dituangkan dalam proposal saat sedang dilakukan pihaknya dalam upaya menggaet penanam modal.
Selama ini menurut Tampoli, pemerintah daerah terlalu banyak bergantung pada bantuan dana pemerintah pusat melalui APBN. Sehingga seyogyanya pemda harus mencari cara memperoleh  pendapatan lain yang bisa meningkatkan PAD lewat investasi baik dari dalam maupun luar negeri.
“Kita tak boleh terlalu berharap dan bergantung pada dana pemerintah pusat yang bersumber dari APBN.  APBN kebanyakan hanya habis untuk pembayaran gaji, operasional dan beberapa pembangunan. Nah, karena itu mau tidak mau pemerintah  harus membuka kran investasi,” ujar Kepala DPM-PTSP, Jumat (23/3).
Kualitas serat pisang abaka di Talaud yang telah diakui  sebagai salah satu serat terbaik  pembuat atau bahan baku uang dollar, tali kapal dan lain sebagainnya diharapkan dapat mendatangkan penerimaan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kita tahun ini mencoba fokus pada serat abaka. Karena permintaan pasar dunia saat untuk serat abaka sebesar 600 ribu ton pertahun. Yang baru dapat dipenuhi 90.000 ton yang disuplai Ekuador dan Filipina. Berarti masih ada 500 ribu lebih ton yang dibutuhkan. Dan Talaud memiliki peluang  untuk itu memenuhi itu,” ungkap Tampoli
Tampoli menambahkan, serat pisang abaka memiliki prospek cerah. Hanya saja harga beli dalam daerah terbilang rendah, dan tak sebanding dengan tenaga dan biaya yang dikeluarkan petani atau kelompok masyarakat yang mengolah serat tersebut.
“Di Talaud serat pisang abaka hanya dibeli seharga 10.000 rupiah perkilogram. Sementara di luar daerah 30.000 perkilogram,” katanya. (RhojakFM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *