Plh Manager PT PLN Rayon Melonguane yang juga Supervisor Teknik bidang jaringan dan pembangkitan, Daniel Sondakh
Talaud, detiKawanua.com – Pemadaman listrik di wilayah Kota Melonguane dan sekitarnya masih saja berlangsung. Dan ini menuai keluhan dari para pelanggan atau konsumen listrik.
Saat dikonfirmasi terkait permasalahan tersebut. Pelaksana Harian (Plh) Manager PT PLN Rayon Melonguane yang juga Supervisor Teknik bidang jaringan dan pembangkitan, Daniel Sondakh mengakui, pemadaman yang dilakukan untuk menyiasati ketersediaan listrik meskipun berjadwal dan mencegah kerusakan mesin semakin bertambah. Pasalnya, dari 7 mesin yang ada, yang tersisa sekarang tinggal 3 mesin dengan daya mampu 720 kw.
Menurutnya untuk membackup listrik di Melonguane, selama ini pihaknya bergantung suplai paralel dari PT PLN Rayon Beo. Dijelaskan, saat ini PLN Melonguane defisit 150 kw.
“Beban puncak di Melonguane sering mencapai 800 kw. Ini tidak sebanding dengan daya mampu dari 3 mesin yang ada sebesar 720 kw. Jadi dihitung – hitung tidak mampu, sehingga ada beberapa gardu yang kami lepas guna menghindari mesin blackout karena tak mampu terlebih bertambahnya mesin yang rusak. Kondisi listrik menyala hanya bisa bertahan 15 sampai 30 menit. Tak bisa secara kontinyu,” jelas Sondakh, Kamis (7/9).
Lanjut dikatakan, untuk manuver listrik PLN Melonguane harus berkoordinasi Kantor Cabang dan Asmin Area. Sedengkan untuk sistem dikoordinasikan dengan PLN Beo selaku pemegang nota dinas pengatur sistem.
“Untuk membackup defisit 150 kw ini. Dari wilayah sebenarnya akan mengirimkan mesin berdaya mampu 250 kw. Hanya saja Kapal Feri yang kandas mengakibatkan pengiriman ini tertunda,” tambahnya.
Meski begitu masyarakat selaku konsumen berharap, permasalahan ini dapat segera diatasi. Diminta juga kepada PLN untuk secara transparan menyampaikan atau memberitahukan kepada publik terkait pemadaman yang terjadi. Hal ini dimaksudkan agar tidak timbul kecurigaan adanya permainan atau mafia kelistrikan.
“Kami inginkan PLN terbukalah menyampaikan permasalahan yang ada. Kalo diam seperti ini kan terkesan ada yang ditutup – tutupi. Sebagai pelanggan kami sudah membayar listrik. Jadi tolong hak kami juga diperhatikan. Kalau memang mesin rusak. Kiranya segera diperbaiki atau diganti dengan yang baru agar persoalan ini teratasi,” harap Luter Mangadat, salah seorang pelanggan. (RhojakFM)