Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

4 Elemen Ini Sepakati Kelanjutan Pekan Kerukunan dan Digaungkan se-Indonesia

×

4 Elemen Ini Sepakati Kelanjutan Pekan Kerukunan dan Digaungkan se-Indonesia

Sebarkan artikel ini

Manado, detiKawanua.com – Keempat orang ‘Hebat’ ini yakni, Ketua Umum Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama Indonesia (FKUB) Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara, H. Suleman Awad, Ketua Mahkama Agung, Gayus Lumbuun, dan Prabawa Eka Soesanta Direktur Bina Ideologi, Krakter dan Wasbang Kemendagri, yang juga merupakan narasumber dalam kegiatan Pekan Kerukunan Nasional 2017 di Sulut dan Perayaan Isra’ Miraj 1438 H, malam tadi (Senin, 24/04) di Hotel Arya Duta Manado, saat didampingi Kepala Kesbangpol Sulut, Steven Liow kepada wartawan telah menyampaikan kesimpulan dan tanggapan masing-masing kepada wartawan tentang digelarnya kegiatan tingkat nasional perdana yang Provinsi Sulawesi Utara sebagai tuan rumah pelaksananya. 
Diawali Ketum FKUB Indonesia, Ida Pangelingsir mengungkapkan bahwa kegiatan dimaksud merupakan kegiatan yang luar biasa, karena yang pertama kegiatan tersebut melibatkan para FKUB dan pelaksanaannya juga dirangkaikan dengan perayaan Isra’ Miraj bagi umat Muslim.
“Saya katakan ini menjadi sebuah nilai yang konperhensif dan bersambungan karena, seolah-olah pihak penyelenggara yaitu pemerintah daerah (Pemda) Provinsi Sulawesi Utara, juga FKUB, para tokoh dan seluruh masyarakat Sulawesi Utara ingin menyampaikan pesan kepada seluruh anak bangsa di Indonesia bahkan kepada dunia bahwa dari sini (kegiatan ini) kerukunan dan toleransi umat beragama itu dimulai. Baik agama Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan Konghuchu, itu penuh dengan nilai-nilai kerukunan, yang dibangun atas dasar jiwa, kesadaran, kebersamaan dan persaudaraan karena kita ‘Torang Samua Ciptaan Tuhan’,”ungkapanya.
Lanjut Ida, dalam memaknai kegiatan ini pula bagaimana dalam merekatkan nilai-nilai keagamaan dan wawasan kebangsaan kedalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara agar tetap menjadi satu kesatuan dengan tujuan untuk Indonesia.
“Hal ini tentu tidak akan mengurangi sedikitpun nilai religius itu sendiri dan jika itu terlaksana maka Indonesia pasti akan damai, rukun dan kuat persatuan dari sabang sampai merauke dan nantinya kita bukan hanya menjadi ‘Macan Asia’ tetapi sekaligus menjadi ‘Macan Dunia’,” terang Ida yang juga memberikan apresiasi kepada Gubernur Sulut (Olly Dondokambey) yang dinilainya sukses dalam kegiatan kerukunan nasional yang nantinya gema atau pesan tersebut akan dibawah ketelinga Presiden RI (Joko Widodo).
Melalui Hakim Agung, Gayus Lumbuun yang juga merupakan putra daerah Sulut itu menyampaikan, jika hal agama dan politik merupakan dua entitas berbeda. Yang jika oleh masyarakat ingin mengait-ngaitkannya (dalam hal positif) bisa menjadi satu kekuatan bagi negara Indonesia.
“Agama adalah kekuatan untuk membangun manusia agar lebih dekat dengan Tuhan, dan politik tersebut merupakan kekuatan membangun negara. Dua kosep ini tidak sama tetapi untuk membangun sebuah negara, kedua entitas ini harus saling mengisi dan bersatu,” kata Gayus.
Sementara itu dijelaskan H. Suleman Awad yang merupakan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulut, bahwa tupoksi dari Kementerian Agama yang berkaitan dengan hal kerukunan tersebut mempunyai dua tugas utama yakni, meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai agama, dan kedu, meningkatkan kwalitas dari kerukunan antar umat beragama yang ada di wilayah masing-masing. Termasuk di Sulut itu kita sekarang ini masuk dalam urutan kedua kategori kerukunan, yang urutan pertamanya adalah Provinsi Papua. Sehingga berharap melalui tupoksi dari Kementerian Agama nanti kita terus mengawal akan program kegiatan kerukunan seperti kegiatan sekarang ini yang telah digagas oleh pak Gubernur,” kata Suleman.
Disisi lain, dikatakan Direktur Bina Ideologi, Karakter dan Wasbang Kemendagri, Prabawa Eka Soesanta, dari segi menganalisa undang-undang itu memang harus lebih ditarik pada hal-hal yang beretika berbangsa dan bernegara bukan pada masalah Hukum. Dimana tugas dari Kemendagri yang terkait dengan kerukunan hanya memperkuat dalam regulasi aturan dengan menggenjot peraturan daerah (Perda) di wilayah masing-masing.
“Banyak Perda dari daerah Kabupaten Kota dan Provinsi tidak disetujui artinya kami mengkaji menganalisa dan mengutamakan yang peruntukannya sangat bermanfaat bagi daerah dan masyarakatnya sesuai dengan program pak Presiden. Tentunya, kalau memperkuat kerukunan ini, itu ada surat edaran untuk ditindaklanjuti daerah,” terang Eka Soeasanta.
Diakhiri dengan Kepala Badan Kesbangpol Sulut, Steven Liow bahwa pelaksanaan Paskah Nasional dan Pekan Kerukunan Nasional Tahun 2017 di Sulut mengatakan Atas nama Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw menyampaikan terima kasih bagi parah tokoh-tokoh bangsa yang sudah turut mengsukseskan kegiatan tersebut begitupun dengan para peserta undangan FKUB dan Kesbangpol se-Indonesia yang hadir.
“Apa yang menjadi tema pada pelaksanaan Paskah Nasional dan Pekan Kerukunan Nasional 2017 ini, sekalipun waktunya singkat hanya sepekan tetapi sanggup memberi warna baru bagi masyarakat Sulut, kita mendapat dukungan dimana dengan tema yang diangkat adalah siarah menuju Keadilan dan Perdamaian, maka jangan heran kalau Pemerintah Sulawesi Utara menghadirkan para tokoh yang dianggap kapabel yang berkemampuan untuk berkontribusi negara dan bangsa Indonesia tercinta ini. Dewan Gereja sangat memberikan perhatian dan ada daerah ini, dan mereka menginginkan kegiatan seperti ini diangkat menjadi satu kegiatan Internasional, bahkan Ketua FKUB sendiri juga telah merespon dan merekomendasikan adanya rencana Pekan Kerukunan Internasional pada tahun 2019 mendatang di Sulut,” tutup Liow.
(IsJo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *