Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

Mantan Penyidik Tragedi 9/11: Arab Saudi di Belakang Serangan WTC

×

Mantan Penyidik Tragedi 9/11: Arab Saudi di Belakang Serangan WTC

Sebarkan artikel ini
Foto yang menunjukkan pesawat Boeing 767 United Ailrines penerbangan 175 sesaat sebelum menabrak menara selatan gedung WTC di New York, Minggu (11/09/2001).

Washington, detiKawanua.com – Dugaan adanya keterkaitan antara para petinggi Arab Saudi dan serangan
terhadap Menara Kembar WTC itu sudah lama menjadi bahan pembicaraan.
Kali ini dugaan tersebut berasal dari John F Lehman, seorang mantan anggota komisi independen yang melakukan investigasi serangan 11 September. Dirinya mengklaim, pemerintah Arab Saudi di belakang serangan gedung Wordl Trade Center (WTC).
Lehman, yang menjadi anggota Komisi 9/11 dari 2003 hingga 2004, mengatakan, terdapat sangat banyak bukti yang melibatkan sejumlah pegawai Kementerian Urusan Agama Islam Arab Saudi menyokong para penyerang.
“Banyak individu Arab Saudi yang terlibat dan mendukung para pembajak pesawat, dan beberapa orang itu bekerja untuk Pemerintah Saudi,” ujar Lehman.
Terlebih lagi, 15 dari 18 pembajak pesawat terbang yang ditabrakkan ke kedua menara itu, adalah warga Arab Saudi, sama seperti pendiri Al Qaeda, Osama bin Laden.
Laporan Komisi 9/11 pada 2004 tak menunjukkan bukti kuat kaitan antara Riyadh dan para pelaku serangan. “Arab Saudi sudah sejak lama dianggap sebagai penyokong dana utama Al Qaeda, tetapi kami tak menemukan bukti bahwa Pemerintah Saudi atau pejabatnya mendanai organisasi itu,” demikian isi laporan tersebut.
Namun, kontroversi berlanjut ketika bagian dari penyidikan kongres yang tidak dirilis yang dikenal dengan nama “28 pages” tetap dirahasiakan.
Mantan Presiden AS, George W Bush, mengklaim, publikasi ke-28 halaman itu akan membahayakan keamanan nasional AS.
Sementara itu, mantan Ketua Komisi 9/11 khawatir, publikasi material yang masih mentah itu justru akan membahayakan orang-orang yang tak bersalah.
Namun, keluarga dari 2.977 korban tewas dalam tragedi itu menuntut agar dokumen itu dipublikasikan. Tuntutan ini banyak didukung tokoh ternama AS, salah satunya mantan Wali Kota New York, Rudi Giuliani. (kmp/dkc)

Editor: vkg

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *