Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

Aliansi Mahasiswa Muslim Kota Bitung ‘Ultimatum’ Pemkot dan Polres

×

Aliansi Mahasiswa Muslim Kota Bitung ‘Ultimatum’ Pemkot dan Polres

Sebarkan artikel ini

Syahril Laiya 


Bitung, detiKawanua.com –  Aliansi mahasiswa muslim Kota Bitung sangat menyayangkan konflik yang terjadi di kota Bitung yang menimbulkan ketakutan masyarakat serta mengganggu kondisi keamanan Kota Bitung, Selasa (21/07). 

Konflik di Kota Bitung berawal dari tindakan yang menimbulkan kemarahan oleh masyarakat kaum muslim Kota Bitung. Tindakan pemasangan barang haram di lokasi pembangunan Masjid di Kelurahan Girian Permai, Kecamatan Girian saat bulan suci ramadhan beberapa waktu lalu hingga pelemparan oleh segelintir orang yang mengatasnamakan ormas tertentu pada malam takbiran beberapa waktu silam hingga kini belum mendapatkan titik terang penyelesaian.
Menanggapi hal ini, aliansi mahasiswa muslim Kota Bitung menanyakan sikap pemerintah serta polri sebagai dua lembaga yang berperan penting terkait dengan keamanan dan ketertiban kota. Hisbun selaku aktivis mahasiswa mengatakan bahwa sampai saat ini pemerintah gagal dalam menjaga persatuan umat di Kota Bitung.

“Sangat disayangkan pemerintah kota Bitung tak mampu untuk menjaga persatuan umat beragama kota Bitung. Motto ‘Torang Samua Basudara’ kini gagal di tangan pemerintah saat ini. Padahal momentum bulan suci ramadhan harus menjadi bulan bagi umat muslim untuk mencari rahmat dari Allah,” ujar Hisbun.

Hisbun menambahkan, seharusnya pemerintah lebih tegas terhadap ormas yang mengganggu dan merusak kerukunan antar umat beragama. “Pemerintah perlu memberikan tindakan tegas terhadap ormas yang sangat mengganggu serta membuat kerukunan antar umat beragama terpecah,” tambahnya.

Sama halnya dengan Hisbun, Syahrir selaku mahasiswa asal kota Bitung, sangat menyayangkan kinerja Polri selaku institusi penegakan hukum yang lambat dalam mengatasi konflik ini. “Patut dipertanyakan kinerja Polri saat ini. Karena sampai saat ini oknum yang melakukan tindakan biadab saat Bulan Ramadhan beberapa waktu lalu, belum diketahui oleh masyarakat khususnya umat muslim, sehingga menimbulkan kemarahan bagi umat muslim khususnya,” katanya.

Syahril menambahkan, terkait pembuatan ultimatum dari aliansi mahasiswa kota Bitung agar bisa disetujui oleh pemerintah dan Polri agar tetap menjaga keamanan dan kerukunan antar umat beragama di kota Bitung. “Kami mahasiswa telah sepakat untuk membuat satu ultimatum untuk disetujui oleh pemerintah dan polri guna untuk tetap menjaga keamanan serta menjaga kembali kerukunan antar umat beragama di kota Bitung, apabila ultimatum ini tidak disetujui oleh pemerintah maupun polri, itu berarti jelas baik pemerintah maupun polri tidak mendukung motto torang samua basudara untuk dijalankan di bumi nyiur melambai khususnya di kota Bitung,” tandas Syahrir, yang merupakan kader gerakan mahasiswa islam Indonesia.

Terkait dengan ultimatum yang dikatakan syahrir, Mario Prakoso selaku aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah mengatakan, ultimatum yang nantinya akan diajukan bukan hanya untuk kebaikan umat muslim sendiri. “ultimatum yang nantinya akan kami ajukan sangatlah bermanfaat untuk seluruh umat yang berada di kota Bitung, adapun isi ultimatum yang nantinya akan kami ajukan diantaranya mendesak pihak pemerintah yang dalam hal ini pihak FKUB untuk segera mungkin mengeluarkan rekomendasi terkait mesjid yang diajukan panitia, selain itu juga kami mendesak pihak POLRI untuk segera mencari pelaku yang melakukan tindakan pemasangan barang haram dilokasi pembangunan mesjid serta oknum yang melakukan pelemparan saat arak-arakan pada saat malam takbiran,” pungkasnya. (Enda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *