Manado, detiKawanua.com – Memiliki Sains (Ilmu Pengetahuan) dan menjiwai tekuni suatu pekerjaan akan menjadikan suatu hasil kerja tersebut maksimal dan baik. Demikian diungkapkan Plt Kadis Kehutanan Provinsi Sulut, James Hutagaol.
“Rasa memiliki bertanggung jawab dalam tupoksi (tugas pokok dan fungsi) akan jadikan semua perintah amanah pimpinan (Gubernur, Wakil Gubernur dan Sekertaris Provinsi) dapat dijabarkan dengan baik dan benar. Termasuk dalam lingkup tupoksi di Dinas Kehutanan, yang sekarang ini terfokus pada penengembangan hutan menjadi suatu objek lokasi wisata,” terangnya, Senin (17/09) di Lokasi Pameran Promosi Pemprov Sulut.
Lanjut Hutagaol mengakui konsep yang ditampilkan dalam pameran kali ini bernuansa potensi alam hutan yang nantinya bisa bermanfaat bagi daerah dan perekonomian masyarakat kecil (yang berada dilokasi hutan) ketika terbuka menjadi objek wisata.
“Nantinya makhluk hidup dan potensi alam yang Tuhan berikan itu harus dijaga dan dimanfaatkan, seperti fungsi pohon itu untuk air yang juga bisa mengurangi resiko bencana alam seperti banjir bandang sehingga masyarakat disekitar hutan bisa aman,” ungkapnya.
Adapun menurutnya seperti di spot Kawasan Hutan Raya (Tahura) Gunung Tumpa A.V Worang (Di Manado) dan selain itu di Gunung Mahawu Kota Tomohon bisa dimanfaatkan menjadi lokasi hutan wisata alam yang dinilai potensi keindahan dan keaslian suasananya dapat menarik perhatian wisatawan lokal maupun luar negeri.
“Kalau rencananya di Mahawu itu, kita berupaya membuat fasilitasnya itu menghindari bangunan beton dalam artian bangunan yang ada bisa diganti kayu agar nuansa alami hutannya terjaga serta pada titik-titik tertentu akan diberi tambahan-tambahan wahana bermain (ayunan). Tentunya kalau bicara hutan itu diperlukan waktu dan sentuhan khusus agar semua habitatnya tetap terjaga,” jelas Hutagaol, sembari menambahkan bahwa para turis luar negeri itu kebanyakan kecenderungannya melirik suatu spot yang bernuansa alam hutan beserta isinya dan pantai.
“Otomatis jika hutan wisata bisa dikelola dengan baik, itu berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitarnya yang bisa memanfaatkan menjajakan hasil kerajinan tangan maupun kuliner khas daerah yang selain itu juga bisa menjadi suatu pendapatan daerah,” ujar dia.
Adapun selain itu, konsep operasional kendaraan di lokasi hutan wisata sebisanya menghindari kendaraan mesin yang menghasilkan polusi yang diganti menggunakan hewan kuda yang disewakan oleh para peternak kuda.
“Kalau persoalan adanya lahan hutan (bersifat milik pemeriantah/negara) yang sudah dikelola/ditempati bertahun-tahun lamanya oleh masyarakat itu dilegalkan/diberi izinnya untuk mengelola lahan yang mereka sudah kelola tapi, syaratnya harus menanam pohon dan ada batasan luas kelolanya (jangan ditambah-tambah lagi) dan hal ini yang harus perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar nantinya tidak akan bermasalah dengan hukum,” tandas Hutagaol yang beberapa pekan lalu telah menerima tongkat estafet pimpinan dari mantan Kadishut Sulut, Herry Rotinsulu sesuai SK Gubernur (Olly Dondokambey).
(IsJo)