Ilustrasi.
Tahuna, detiKawanua.com – Masuknya nelayan asal negara tetangga Piliphina di Sangihe menimbulkan efek lain bagi para nelayan lokal pasalnya sejumlah tradisi menangkap ikan secara tradisional tak lagi dilakukan.
“Torang so jadi malas karena rata-rata nelayan asing so lebe rajin mocari ikan pa torang pe laut, jadi jangan heran kalau torang mocari ilkan cuma for makan tiap hari,” tandas Hesky dan Edi nelayan asal Tatoareng.
Ditambahkan keduanya terkadang cuaca buruk menjadi alasan para nelayan lokal untuk tidak melaut. “Biasanya cuaca buruk jadi alasan tepat for nelayan lokal nda turun ke laut padahal banyak cara lain cuma itu kan masing masing nelayan pe mau nda bisa mo dipaksakan,” ujar keduanya.
Sementara info dari berbagai sumber, sejumlah tradisi menangkap ikan seperti soma giop, dalombo, perangkap igi, dan lain lain sudah jarang dilihat di pesisir pantai sangihe tak jelas alasannya apa sampai tradisi ini memudar. Banyak warga berharap tradisi ini teruslah dipelihara karena merupakan daya tarik tersendiri bagi para tamu dan wisatawan yang berkunjung ke Sangihe. (Vic)