Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Manado, detiKawanua.com – Dalam pantuan satelit Terra Aqua pada Senin (19/10) pukul 05.00 WIB dan dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB ) mendeteksi Sulawesi mengantongi 801 Hotspot atau titik api. Terkhusus Sulawesi Utara (Sulut) menyumbangkan 59 titik api.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho. Dirinya menjelaskan, selagi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan belum dapat dituntaskan. Pembakaran hutan dan lahan juga dilakukan di daerah lain di Indonesia.
“Sebagian besar penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) adalah disengaja atau di bakar. Dari 801 hotspot di Sulawesi berasal dari lahan pertanian dan perkebunan. Pembakaran dalam rangka land clearing. Asap juga terdeteksi dari hotspot yang ada,” ujarnya, saat membeberkan hasil pantuan satelit pada media ini.
Sutopo juga menambahkan, skala sulawesi masih lokal. Sedangkan hotspot di Kab. Merauke dan Mappi masih terdeteksi.
“Hostpot (titik api) ini sudah berlangsung sejak dua bulan yang lalu. Belum ada pernyataan darurat dari Kepala Daerah dari daerah-daerah yang wilayahnya terbakar. Ini juga menunjukkan bahwa kebiasaan membakar masih berlangsung meski dampak bencana asap demikian besar, khususnya di Sumatera dan Kalimantan,” tukasnya.
Perlu diketahui, untuk seluruh Indonesia kantongi 1.545 hotspot. Jumlah sebenarnya sesungguhnya lebih banyak karena satelit tidak mampu menembus pekatnya asap di Sumatera dan Kalimantan. (Arman Soleman)