Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

Selain Kecam Materialisme, Paus Ingatkan Pengikut Katolik Jangan Sombong dan Egois

×

Selain Kecam Materialisme, Paus Ingatkan Pengikut Katolik Jangan Sombong dan Egois

Sebarkan artikel ini
Paus Fransiskus. /Ist

detiKawanua.com – Merayakan Natal pertama sebagai pemimpin 1,2 miliar umat Katolik Roma, Kamis (24/12), Paus Fransiskus mendesak masyarakat menghindari kesombongan dan keegoisan serta membuka hati pada Allah dan sesama.

Paus Fransiskus sejak Maret 2013 menjadi Paus berdarah non-Eropa pertama dalam 1.300 tahun terakhir. Misa malam Natal yang dipimpinnya, Selasa, diikuti sekitar 10.000 orang di Basilika Santo Petrus dengan ratusan orang lain menonton melalui layar raksasa di alun-alun.

Paus Fransiskus memperingatkan penganut Katolik Roma agar tidak ‘dimabukkan’ oleh harta. Dia menyerukan agar lebih banyak ketenangan hati dalam dunia yang terobsesi dengan “konsumerisme dan hedonisme, kekayaan dan pemborosan”.

Ketika memperingati Misa Natal, Paus mengatakan Natal merupakan waktu untuk “lebih banyak menemukan siapa diri kita”. Paus mengkritik dunia yang penuh dengan budaya ketidakacuhan.

Dia menyerukan kepada umat Kristen untuk menunjukkan kesederhanaan Yesus ketika masih anak-anak,”diluar keilahian-Nya, dia lahir ke dalam jurang kemiskinan” agar menjadi inspirasi dalam hidup mereka.

“Dalam sebuah masyarakat yang seringkali dimabukkan dengan konsumerisme dan hedonisme, kekayaan dan pemborosan, penampilan dan narsisme, anak ini menyerukan kepada kita untuk bertindak dengan ketenangan hati, dengan kata lain, dengan cara yang sederhana, seimbang, konsisten, dapat melihat dan melakukan apa yang dianggap perlu,” jelas dia.

“Ditengah sebuah budaya ketidakacuhan yang tidak jarang menjadi kejam, gaya hidup kita harus lebih saleh, dipenuhi dengan empati, belas kasih dan kemurahan hati.”

Paus Fransiskus merefleksikan tema penting dalam tiga tahun menjadi pemimpin tertinggi umat Katolik – kasih sayang, empati dan keadilan.

Misa Natal dilakukan dengan pengamanan yang ketat, dengan petugas kepolisian yang berjaga di sekitar Vatikan. Setiap orang yang pergi ke basilika, gereja terbesar di Christendom, harus melewati detektor logam. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *