Mitra, detiKawanua.com – Harga salah satu komoditi andalan milik Sulawesi Utara (Sulut) yakni Kopra, terus menunjukan tren penurunan dibandingkan dengan harga yang ada di akhir April 2016 lalu.
Diketahui, harga komoditi Kopra, yang dihasilkan dari buah kelapa tersebut, sempat menembus angka fantastis di kisaran 9500/Kg. Kenyataan yang ada saat ini seperti yang ada di pasaran, terlebih di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), seperti di kalangan pengumpul yang berada di beberapa kecamatan, menunjukan angka penurunan drastis alias terjun bebas, hingga di level Rp.7500- 6500/Kg-nya.
Padahal tiga pekan silam, harga komoditi andalan Sulut ini berada di pasaran Rp.9000-9500/Kg yang dibeli pedagang pengumpul kepada petani penjual.
Fenomena ini memunculkan spekulasi di tingkat petani kelapa. Bahkan banyak yang mengaku kuatir jika harga kopra akan terjun bebas seperti beberapa waktu lalu yang hanya dikisaran Rp.5000/kg.
Menanggapi hal ini, sejumlah petani kopra yang ada di kecamatan Ratahan, Oscar Langingi dan Marthen Anto, berharap, agar harga kopra bisa stabil terjaga. “Minimal Rp.6500/Kg, agar bisa menutupi operasional pekerja,” tutur mereka.
Apalagi belum lama ini, kondisi tanaman kelapa di sejumlah wilayah di Mitra mengalami kekurangan volume buah, seperti yang terjadi dikecamatan Belang. “Kalau musim panas lalu, sama sekali nyanda ada buah. Kalupun ada, paling cuma rupa palungku pe basar,” sebut Ahmad Kasim, warga Belang.
Selain itu, cara pembagian hasil juga ikut berpengaruh. Pasalnya, lanjut Kasim, dibayar dengan upah lalu dibagi 50/50. “Atau dibahagi dua dari total jumlah kopra, dan nilai jual,” sebutnya, sembari mengatakan, kondisi ini berbeda dengan di Ratahan, yang lokasinya kebanyakan pegunungan yang harus kerja ekstra.
“Kami minta tolong gubernur supaya dapat mencari solusi jitu, agar dapat menjaga stabilitas harga kopra di Sulut,” pungkasnya. (Indri)