Tahuna, detiKawanua.com – Pembagian Hasil Penjualan Sarang Burung Walet (SaBuWa) pulau Kalama mendapat perhatian Ketua LLS Lembaga Pemantau Penyelenggara Negara Republik Indonesia (LPPNRI) Kabupaten Sangihe Darwis Saselah, dirinya mengatakan Harusnya pembagiannya harus merata, jangan terkesan merugikan pihak kampung.
“Selama ini pembagiannya memang terkesan kebanyakan mengalir ke kampung, dengan pembagian 60 : 40 atau 60% dari harga jual setelah dipotong pajak kepada kampung dan 40% kepada Kas Daerah sebagai sumber Pendapatan Daerah,” jelas Saselah.
Lanjutnya tetapi jangan terkecoh dengan 60%, karena 60% itu masi akan dikurangi biaya operasional, dan diketahui biaya operasional ini bisa mencapai puluhan juta, jadi sisanya untuk kampung.
“Harusnya pembagiannya jangan hanya kampung yang menanggung biaya operasional, harusnya dari harga jual keseluruhan setelah dipotong pajak, jangan dulu dibagi tetapi dipotong dulu biaya operasional baru dibagi, supaya biaya operasional ditanggung bersama oleh daerah dan kampung,” Imbuhnya.
Saselah juga mengatakan apalagi kalau hasil panen kurang baik atau jumlahnya sedikit, bisa membuat hasil yang dibagikan ke kampung tidak dapat menutupi biaya operasional.
Sementara itu Kepala Bagian Sumber Daya Alam Sekretaris Daerah Kabupaten Sangihe Petter A. J. Lalu, ST ketika di konfirmasi mengatakan pembagian itu sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Pembagian itu di atur dalam Peraturan Daerah (Perda) No. 02 Tahun 2004 dan telah diubah dengan Peraturan Daerah No. 07 Tahun 2009 tentang Pengelolaan sarang Burung Walet, Disitu jelas tertuang bahwa untuk pembagian itu 60 untuk kampung dan 40 untuk KAS Daerah,” jelasnya.
Ditambahkannya pihaknya sekarang sedang berkoordinasi dengan bagian hukum dan Badan keuangan guna, untuk meninjau kembali tentang aturan yang mengatur pengelolaan Sarang Burung Walet. (Js)
