Dinkes Gelar Sosialisasi Berantasan Sarang Nyamuk M3 Plus
Boltim, detiKawanua.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) menggelar sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk dan 3M plus yang dihadiri Ibu PKK Desa Tombolikat, Kecamatan Tutuyan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat (23/08) kemarin, di kantor desa setempat.
Dijelaskan Jefin Kristin Saerang, dari pihak Dinkes Tutuyan selaku pemateri, bahwa penyakit DBD merupakan salah satu masalah paling serius di hampir seluruh daerah. DBD juga adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Virus tersebut ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti. Nah virus ini bisa hidup di nyamuk.
“Ketika nyamuk ini menggigit orang yang telah mengidap penyakit DBD, dan kemudian menggigit orang yang sistem imunnya lemah atau sedang dalam kedaan capek, maka secara langsung orang itu akan terkena penyakit tersebut. Terutama para balita. Jenis aedes aegypti hanya aktif pada pagi dan sore hari,” jelasnya.
Nyamuk yang menularkan penyakit ini, kata dia, adalah nyamuk betina. Sebab di dalam darah manusia ada protein yang digunakan oleh nyamuk betina guna membesarkan telurnya. Nyamuk aedes aegypti hanya memerlukan waktu satu minggu untuk berkembang biak.
“Maka perlu diketahui, nyamuk aedes aegypti berkembang biak hanya dalam jangka waktu 1 minggu karena setelah bertelur, dalam jangka waktu 2 hari, selanjutnya akan langsung menjadi cacing kecil berwarna hitam yang terlihat bergerak-gerak dalam air (jentik-red), lalu setelahnya menjadi kecebong, kemudian dengan waktu dua hari menjadi nyamuk yang siap menggigit manusia. Dan jika si, betina itu belum terkena virus dengue, maka orang yang tergigit olehnya tidak dengan cepat akan terkena penyakit tersebut,” ucap Jefin.
Oleh karenanya, pemerintah mengeluarkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSM) melalui 3M plus. Yang pertama dilakukan yaitu menguras tempat penampungan air seperti bak untuk mandi, ember, dan tempat penampungan lainya. Kita harus memperhatikannya karena jenis nyamuk ini suka dengan tempat yang lembab, agak gelap, serta air yang tergenang dan tidak bersentuhan dengan tanah.
“Juga dianjurkan kepada warga masyarakat bila menguras tempat air harus dengan menggunakan sabun, sebab meski air dalam genangan dibuang telur-telur dari betina ini akan terus menempel pada dinding bak mandi maupun ember. Serta selalu mengganti airnya setelah 3 hari. Terutama air yang kita gunakan untuk memasak dan diminum sehari-hari,” ujarnya.
Kemudian yang kedua, menutup rapat tempat penampungan air. Jika nyamuk itu hinggap di air meskipun dalam jangka waktu yang tidak lama, ada kemungkinan besar ia akan bertelur disitu.
“Yang ketiga adalah mengubur atau memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Seperti plastik, gelas bekas air mineral, dan kaleng. jadikanlah perhatian untuk kita semua, agar selalu menjaga kebersihan,” urainya.
Kemudian, untuk plusnya adalah segala bentuk pencegahan. Pertama, menaburkan bubuk larvasida/abate pada tempat pempungan air yang sulit dibersihkan seperti got saluran air. Serta menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk bakar maupun lotion anti nyamuk. Selain itu, jika kita memiliki kelambu, sebaiknya kita gunakan saat tidur.
“Untuk warga suka memelihara ikan, dianjurkan untuk memelihara ikan mujai atau ikan cupang, karena ikan-ikan tersebut suka memakan jentik pada air, lalu dianjurkan untuk menanam tanaman pengusir nyamuk seperti seledri, lavender karena nyamuk tidak suka dengan bau dari tanaman tersebut, lalu mengatur cahaya dan penerangan dalam rumah. Serta mengindari kebiasaan menggantung pakaian sembarangan. Kepada warga, untuk bubuk larvasida/bubuk abate bisa didapatkan secara gratis dari Puskesmas,” tutupnya.
(Fidh)