Manado, detiKawanua.com – Penggunaan kartu Bank Sulut Gorontalo (BSG) Debit berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) terhitung sejak hari ini Jumat (26/07) telah resmi diberlakukan yang ditandai dengan lounching di area pusat perbelanjaan Mantos 3 Manado. Dimana kartu dimaksud merupakan pengembangan kartu ATM menjadi alat pembayaran, sebagai transaksi pada meain BSGatm dan mesin electronic data capture (EDC) untuk transaksi pembelanjaan pada merchant.Selain itu diharapkan memberikan kemudahan transaksi belanja ditoko/merchant/tenant secara non tunai juga BSGdebit dapat ditransaksikan di EDC milik bank mana saja terutama yang berlogo GPN.
Direktur Utama BSG, Jeffry A.M Dendeng kepada wartawan mengungkapkan bahwa, secara internal pihaknya menargetkan sampai tahun 2021 nanti semua kartu sudah tertukar (kartu lama ke kartu baru BSG Debit). Dimana, untuk total 2001 kartu dipercepat selesai di triwulan satu tahun 2020.
“Saya internal menginginkan percepatan supaya di Bulan Maret 2020 sudah bisa tercapai,” terang Jeffry.
Selain itu, BSG sendiri kedepan juga sudah mempunyai planing konsep akan menggali pasar diluar ASN (Aparatur Sipil Negara) disertai program-program.
“Berikutnya kita targetkan jika izin sudah keluar akan lounching Mobile BSG Touch. Kemudian jika berjalan lancar juga ada BSG e-Money tinggal menunggu izin. Juga ada BSG Direct, terkait internet banking bagi perusahan-perusahan,” ungkapnya, sembari menambahkan akan ada bonus berlaku hari ini (Jumat) untuk berbelanja 250 ribu akan ada cashback Rp50 ribu.
“Nasabah yang memiliki kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Sulutgo dapat langsung menggunakannya untuk transaksi debit. Namun, hal itu hanya bisa dilakukan apabila nasabah telah menukarkan kartunya menjadi kartu berlogo GPN,” tambahnya.
Jeffry mengutarakan saat ini ada sekitar 210.000 kartu ATM yang telah terdistribusi kepada nasabah. Dari jumlah tersebut kartu yang telah bermigrasi menjadi GPN dan berstandar National Standard Indonesian Chip Card Specification (NSICCS) mencapai 50 persen.
“Migrasi ke GPN itu sudah sejak akhir 2018, walaupun waktu itu masih kartu ATM. Tapi sudah berbasis chip yang penting. Nah, itu kira-kira, mungkin sampai sekarang ini sudah hampir 50 persen kartu sudah berhasil ditukar ke GPN,” ujarnya.
Produk ini diharapkan menjadi pendorong transaksi dengan menggunakan mesin electronic data capture (EDC). Sebelumnya, nasabah biasa memindahkan dananya kepada rekening bank lain untuk bertransaksi karena kartu ATM Bank Sulutgo tidak dapat digunakan.
“Kami inign nasabah menambah saldonya di Bank Sulutgo. Kan selama ini banyak nasabah ingin berbelanja tapi tidak bisa, akhirnya mereka buka lagi rekning di bank lain. Nah sekarang kan sudah bisa dipakai belanja, kami harapkan transaksi saja pakai kartu debit Bank Sulutgo,” tutur Jeffry.
Selain peningkatan saldo dan volume transaksi nasabah, Jeffry menjelaskan dalam jangka panjang tentunya kartu debit dapat menjadi sumber pendapatan nonbunga bagi perseroan. Kendati demikian, hingga akhir tahun ini perseroan belum memasang target spesifik.
Jeffry mengatakan Bank Sulutgo saat ini juga tengah menunggu izin dari Bank Indonesia untuk produk perbankan digital BSG Mobile. Menurutnya, layanan tersebut sudah diuji coba secara internal dan menunjukkan performa yang baik.
“Kami masih tunggu izin Bank Indonesia, kami secara internal sudah pakai untuk uji coba antarpegawai dan ternyata sudah sangat bagus. Jadi kami tinggal tunggu izin deri Bank Indonesia, setelah itu langsung jalan. Mudah-mudahan sebentar lagi,” kata Jeffry.
Perseroan, tambah Jeffry, saat ini juga sudah memiliki uang elektronik berbasis kartu melalui kerja sama co-branding dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Namun, kartu itu belum akan dirilis dalam waktu dekat.
Tak hanya itu, Bank Sulutgo juga masuk ke layanan sistem pembayaran berbasis quick response (QR) code, bekerja sama dengan bank lain.
“Bukan membangun sendiri, nanti kami akan kerja sama dengan bank lain. Jadi, nanti top up [QR code] bisa lewat Bank Sulutgo, artinya mereka akan tambah saldo lagi di kami, soal nanti hitungannya [tarif] pasti diatur kembali dengan bank mitra kami,” tandaanya.
(1s70)