Dua agenda Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, saat melakukan rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPRRI dan Kementerian K, selanjutnya bertemu langsung dengan Menteri Perekonomian RI. (ist)
Jakarta, detiKawanua.com – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey, pada Rabu (14/09) hari ini dalam tugas kerja ke Jakarta, selain melakukan rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Gedung Nusantara untuk memperjuangkan industri sektor perikanan dan nelayan di Sulut juga setelah itu langsung bertatap muka dengan Menteri Perekonomian RI, Darwin Nasution untuk menindaklanjuti pembahasan lahan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang juga kedepan nanti berdampak positif pada peningkatan sektor ekonomi di Provinsi Sulut.
Dalam rapat bersama DPRRI Komisi IV dan juga dihadiri kurang lebih 12 Gubernur di Indonesia tersebut walaupun berlangsung alot, namun Olly ‘bersih keras’ memperjuangkan industri perikanan dan berdampak terhadap nelayan di Provinsi Sulut.
Gubernur menyebutkan kebijakan dari Menteri Kelautan Perikanan (KP) RI, Susi Pudjiastuti terhadap industri perikanan, sedikit berdampak bagi nelayan di Sulut, karena dari kebijakan tersebut banyak nelayan kita tidak lagi melaut dan industri perikanan tidak beroperasi sebagaimana mestinya.
“Kiranya dalam rapat ini dapat mensolusikan secara komprehensif agar kedepan industri perikanan dapat menjadi unggulan yang kemudian dapat mendongkrak pendapatan nasional,” imbuhnya yang juga merupakan mantan Anggota DPR RI tersebut.
Usai itu Gubernur langsung melanjutkan agenda kerjanya dengan Menteri Perkonomian RI, Darwin Nasution di kantor Kementerian Ekonomi yang dalam pertemuan Olly bersama Menteri membahas soal lahan KEK di Kota Bitung yang Hak Guna Usaha (HGU) seluas 92,96 hektar untuk kiranya dapat dipercepat prosesnya yang ditindaklanjuti dengan pengukuran tanah oleh Dirjen Agraria dan Tata Ruang Kementerian Agraria yang sesuai rencananl dilakukan pada tanggal 23 September bulan ini.
Dimana Gubernur berharap bahwa dengan terwujudnya KEK Bitung maka impian Sulut sebagai titik pusat pertumbuhan kawasan Indonesia timur dan sebagai pintu gerbang perdagangan Asia Pasifik akan menjadi kenyataan. (hs/dkc).
Rep/Editor: IsJo